KONTAN.CO.ID – JAKARTA. Hasil stress test Bank Indonesia (BI) menyatakan, ketahanan perbankan dan korporasi tetap kuat dalam menghadapi berbagai tekanan. Kondisi perbankan yang tetap kuat tersebut dapat memitigasi dampak ketidakpastian pasar keuangan global terhadap stabilitas sistem keuangan. Menanggapi hal tersebut, Wakil Direktur Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Eko Listiyanto menilai, saat ini kondisi perbankan secara umum masih memiliki daya tahan untuk meredam dampak perekonomian global yang sedang memanas.
Baca Juga: Rupiah Menguat Setelah BI Kerek Suku Bunga, Simak Proyeksi pada Kamis (25/4) Kondisi perbankan juga dinilai masih memiliki daya tahan untuk meredam rata-rata rasio kecukupan modal atau Capital Adequacy Ratio (CAR). Meski demikian, Eko menilai konsekuensi peningkatan ketidakpastian global ini akan menyebabkan laju pertumbuhan kredit melambat. “Kemungkinan target laju pertumbuhan kredit akan terkoreksi menjadi di bawah 10%,” tutur Eko kepada Kontan, Rabu (24/4). Maka dari itu, Ia menghimbau agar BI mewaspadai kredit-kredit yang berasal dari sektor dengan impor yang tinggi, terutama yang perdagangannya melewati selat Hormuz. Ini dikhawatirkan laju perdagangan yang melewati selat Hormuz akan terhambat akibat menegangnya konflik Iran dengan Israel.