JAKARTA. Bank DBS melihat optimis perekonomian Indonesia di tahun ini bisa mencapai target 6%. Laju pertumbuhan konsumsi yang akan terus bertumbuh menjadi pendorong pertumbuhan ekonomi di tahun kuda kayu. Ekonom DBS Gundy Cahyadi mengatakan pertumbuhan ekonomi yang berhasil dicapai sebesar 5,78% di 2013 menjadi stimulus yang cukup mendorong prospek pertumbuhan ekonomi 2014. Pertumbuhan konsumsi swasta memang melemah ke 5,25% di triwulan IV 2013 dibanding periode sama tahun lalu. Namun di tahun ini, Gundy melihat laju pertumbuhan konsumsi swasta ini akan meningkat karena adanya pemilihan umum (pemilu) 2014. "Kontribusi pertumbuhan konsumsi swasta tetap melebihi 50% dari tingkat pertumbuhan ekonomi Indonesia secara keseluruhan," tandas Gundy dalam siaran persnya yang diterima KONTAN, Rabu (5/2). Fakta pertumbuhan investasi yang melambat di triwulan IV 2013 menjadi hal menarik. Di triwulan IV, tingkat pertumbuhan investasi tercatat di 4,4% secara year on year dibanding periode sama 2012. Ini memang menurun dibandingkan 4,7% di triwulan II 2013 dan 4,5% di triwulan III 2013. Meskipun melambat, Gundy melihat kalau penurunan investasi ini tidak terlalu drastis. Ini bisa jadi merupakan tanda bahwa dampak-dampak negatif dari pelemahan rupiah terhadap investasi telah mereda. Karena itu, pihaknya masih optimis pertumbuhan ekonomi 2014 bisa mencapai 6% seperti yang ditargetkan pemerintah dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2014.Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
DBS optimis pertumbuhan ekonomi Indonesia 6%
JAKARTA. Bank DBS melihat optimis perekonomian Indonesia di tahun ini bisa mencapai target 6%. Laju pertumbuhan konsumsi yang akan terus bertumbuh menjadi pendorong pertumbuhan ekonomi di tahun kuda kayu. Ekonom DBS Gundy Cahyadi mengatakan pertumbuhan ekonomi yang berhasil dicapai sebesar 5,78% di 2013 menjadi stimulus yang cukup mendorong prospek pertumbuhan ekonomi 2014. Pertumbuhan konsumsi swasta memang melemah ke 5,25% di triwulan IV 2013 dibanding periode sama tahun lalu. Namun di tahun ini, Gundy melihat laju pertumbuhan konsumsi swasta ini akan meningkat karena adanya pemilihan umum (pemilu) 2014. "Kontribusi pertumbuhan konsumsi swasta tetap melebihi 50% dari tingkat pertumbuhan ekonomi Indonesia secara keseluruhan," tandas Gundy dalam siaran persnya yang diterima KONTAN, Rabu (5/2). Fakta pertumbuhan investasi yang melambat di triwulan IV 2013 menjadi hal menarik. Di triwulan IV, tingkat pertumbuhan investasi tercatat di 4,4% secara year on year dibanding periode sama 2012. Ini memang menurun dibandingkan 4,7% di triwulan II 2013 dan 4,5% di triwulan III 2013. Meskipun melambat, Gundy melihat kalau penurunan investasi ini tidak terlalu drastis. Ini bisa jadi merupakan tanda bahwa dampak-dampak negatif dari pelemahan rupiah terhadap investasi telah mereda. Karena itu, pihaknya masih optimis pertumbuhan ekonomi 2014 bisa mencapai 6% seperti yang ditargetkan pemerintah dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2014.Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News