SINGAPURA. Produksi kelapa sawit di Malaysia, negara penghasil kelapa sawit terbesar kedua di dunia, kemungkinan akan lebih rendah dari yang diprediksikan semula karena minimnya tenaga kerja dan kekeringan yang terjadi di awal tahun. Hal ini dicuatkan oleh HwangDBS Vickers Research Sdn. melalui laporannya yang dirilis hari ini, Selasa (12/10). Broker tersebut memangkas prediksi produksi kelapa sawit tahunan menjadi 17,2 juta ton dari 17,7 juta ton. Penyusutan prediksi tersebut dilakukan setelah Malaysian Palm Oil Board mengurangi prediksi produksi kelapa sawitnya pada 10 Oktober 2010 menjadi 17,6 juta ton. Tahun lalu, Malaysia memproduksi 17,56 juta ton. Hingga September lalu, produksi kelapa sawit Malaysia sudah mencapai 12,67 juta ton. Sementara itu, produksi kelapa sawit Indonesia, negara penghasil kelapa sawit terbesar di dunia, kemungkinan melampaui prediksi semula. Produksi kelapa sawit Indonesia tahun ini kemungkinan akan menembus 22,4 juta ton, bandingkan dengan 22 juta ton yang diperkirakan sebelumnya.Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
DBS pangkas prediksi produksi kelapa sawit Malaysia
SINGAPURA. Produksi kelapa sawit di Malaysia, negara penghasil kelapa sawit terbesar kedua di dunia, kemungkinan akan lebih rendah dari yang diprediksikan semula karena minimnya tenaga kerja dan kekeringan yang terjadi di awal tahun. Hal ini dicuatkan oleh HwangDBS Vickers Research Sdn. melalui laporannya yang dirilis hari ini, Selasa (12/10). Broker tersebut memangkas prediksi produksi kelapa sawit tahunan menjadi 17,2 juta ton dari 17,7 juta ton. Penyusutan prediksi tersebut dilakukan setelah Malaysian Palm Oil Board mengurangi prediksi produksi kelapa sawitnya pada 10 Oktober 2010 menjadi 17,6 juta ton. Tahun lalu, Malaysia memproduksi 17,56 juta ton. Hingga September lalu, produksi kelapa sawit Malaysia sudah mencapai 12,67 juta ton. Sementara itu, produksi kelapa sawit Indonesia, negara penghasil kelapa sawit terbesar di dunia, kemungkinan melampaui prediksi semula. Produksi kelapa sawit Indonesia tahun ini kemungkinan akan menembus 22,4 juta ton, bandingkan dengan 22 juta ton yang diperkirakan sebelumnya.Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News