KONTAN.CO.ID - JAKARTA. DBS Chief Investment Office memproyeksikan pasar Indonesia dan Singapura paling prospektif di kawasan ASEAN pada fase
new normal. Dalam laporan DBS CIO Insights untuk kuartal III 2020, lembaga jasa keuangan yang berbasis di Singapura ini memperkirakan perekonomian kawasan Asia - tidak termasuk Jepang - akan pulih paling cepat pasca-pandemi corona (Covid-19). Hal ini mengingat upaya penanganan wabah corona di kawasan tersebut relatif cukup baik.
Baca Juga: DBS prediksi lima investasi teratas yang menarik di kuartal III 2020, apa saja? "Di Asia, DBS tetap merekomendasikan China dan Singapura, serta menambahkan Indonesia sebagai penerima manfaat dari faktor demografis yang terlibat dalam ekonomi digital," ungkap Hou Wey Fook,
Chief Investment Officer, Consumer Banking & Wealth Management Bank DBS, dalam pernyataan resminya, Senin (29/6). DBS tetap berpandangan positif terhadap sektor
e-commerce dan semikonduktor di Asia Utara, yang merupakan penerima keuntungan jangka panjang dari belanja
online, konektivitas jarak jauh, akses data awan, perangkat pintar, dan lonjakan kunjungan dan jam tayang di platform media sosial; serta bank-bank besar China. Sejatinya, DBS melihat pasar ASEAN termasuk yang paling terpukul selama ini. Mereka pun menilai valuasi yang menarik di beberapa negara dan sektor di mana neraca keuangan tampak sehat dan pemulihan pendapatan bisa lebih cepat dibandingkan dengan yang lain.
Baca Juga: Ini 5 bank yang menawarkan bunga deposito paling tinggi Di ASEAN, pasar pilihan DBS adalah Indonesia dan Singapura. Keduanya masih menerapkan penguncian sebagian dan bersiap mulai normal kembali, dengan memperhatikan tingkat penularan dan pilihan antara kesehatan publik dan kerugian ekonomi. Kedua pasar tersebut diperdagangkan di angka 13x rasio harga terhadap pendapatan (P/E), dan merupakan pasar paling murah di ASEAN, sehingga membuka ruang untuk penyesuaian pendapatan. DBS percaya keadaan akan kembali normal dengan cepat di Indonesia setelah pembatasan dicabut. "Pada hakikatnya Indonesia adalah negara mandiri dengan penduduk pekerja muda dan konsumsi lokal akan terus mendorong pemulihan," ungkap Fook.
Baca Juga: Emiten Ramai Menggelar Rights Issue, Tidak Ada Jaminan Saham Baru Terserap Optimal Bank Indonesia dan pemerintah telah memberikan dukungan berupa pemotongan bunga dan stimulus. Investor asing mulai kembali ke obligasi negara dan pasar ekuitas pada bulan Mei.
Di Singapura, proyeksi pertumbuhan ekonomi telah diturunkan lebih jauh, ke kisaran -5% hingga -7% untuk 2020 (DBSf: -5.7%). Hingga saat ini, pemerintah Singapura telah mengucurkan S$ 92,9 miliar atau mendekati 20% dari PDB sebagai respons terhadap krisis Covid-19. "Kami yakin bahwa Strait Times Index, yang telah turun 22% sejak awal tahun, telah memperhitungkan banyak faktor negatif, dan investor harus fokus pada pemulihan pasca-Covid-19," kata Fook.
Baca Juga: Lima Saham Masuk Zona Gocap Saat IHSG Naik, Salah Satunya Emiten Milik Erick Thohir Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Sandy Baskoro