DBS Sepakat Membeli Bisnis Ritel Citi di Taiwan Senilai US$ 706,6 Juta



KONTAN.CO.ID - SINGAPURA. Grup DBS telah sepakat untuk membeli bisnis konsumen Citigroup di Taiwan dengan membayar senilai S$ 956 juta atau setara US$ 706,6 juta di atas nilai aset bersih. Hal tersebut akan menjadikan DBS sebagai bank asing terbesar di Taiwan berdasarkan aset.

Kesepakatan itu merupakan bagian dari strategi Kepala Eksekutif DBS Piyush Gupta untuk memperluas bank terbesar di Asia Tenggara di pasar luar negeri. Sebelumnya, perusahaan juga telah membeli saham minoritas senilai US$ 814 juta di sebuah bank swasta China tahun lalu dan pemberi pinjaman yang tertekan Lakshmi Vilas Bank di India.

"Akuisisi yang kami lakukan sejak awal pandemi telah memberi kami platform untuk membangun skala yang berarti di beberapa pasar inti kami. Akuisisi ini tidak terkecuali," kata Gupta dikutip dari Reuters, Jumat (28/1).


Dalam akuisisi tersebut. DBS juga akan mengambil lebih dari 3.500 staf dari bisnis Citi Taiwan yang memiliki 2,7 juta kartu kredit, 500.000 nasabah deposito dan kekayaan dan 45 cabang.

Baca Juga: Badan HAM PBB Akhirnya Mendapatkan Izin dari China untuk Mengunjungi Xinjiang

DBS mengatakan akan membayar tunai untuk aset bersih bisnis konsumen Citi di Taiwan ditambah premi sebesar S$ 956 juta. Dikatakan kesepakatan itu tunduk pada persetujuan peraturan dan kemungkinan akan ditutup pada pertengahan 2023.

Adapun, DBS mendanai pembelian ini dengan kelebihan modal yang dimiliki. Perusahaan pun memastikan pembelian ini ini tidak akan berdampak pada kemampuannya untuk membayar dividen.

Morgan Stanley adalah penasihat keuangan DBS dalam transaksi tersebut.

Transaksi ini terjadi setelah Citi mengumumkan tahun lalu bahwa mereka akan keluar dari operasi ritel di 10 pasar di Asia karena fokus kembali pada bisnis institusional dan manajemen kekayaan yang lebih menguntungkan.

Awal bulan ini, Citi juga telah membuat kesepakatan untuk menjual bisnis konsumernya di empat pasar Asia Tenggara ke United Overseas Bank dengan harga sekitar S$ 5 miliar.

Editor: Tendi Mahadi