KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Rangkaian pertemuan bilateral antara Presiden Joko Widodo bersama dan Presiden Turki Recep Tayyib Erdogan mulai membawa kesepakatan besar. Menurut sumber KONTAN yang mengetahui pembahasan kesepakatan bisnis Indonesia Turki, ada kesepakatan dua bisnis senilai US$ 3,2 miliar pada infrastruktur jalan tol dan sebesar US$ 1,2 miliar untuk pembangunan bus listrik atau total US$ 4,4 miliar. Seperti kita ketahui Indonesia dan Turki sepakat melakukan penandatangan sejumlah kesepakatan bilateral di bidang bisnis dan investasi.
Selain sejumlah kesepakatan bilateral strategis antar pemerintah, pada Senin (14/11) ini ada dua kesepakatan yang dilakukan antar pelaku usaha.
Baca Juga: Kesepakatan RI-Turki: Produksi Bersama Bus Listrik dan Bangun Jalan Tol Trans Sumatra Kedua kesepakatan antar dunia usaha tersebut antara lain pertama kesepakatan untuk memproduksi bus listrik di Indonesia. Kesepakatan memproduksi bus listrik ini dilakukan oleh pabrikan bus listrik Karsan dari Turki dengan PT. Schahmindo Perkasa (Credo Group) Kesepakatan kedua adalah antara PT Hutama Karya dengan kontraktor asal Turki, ERG Insaat. Kontraktor Turki ini sepakat untuk melakukan pembangunan di ruas jalan tol Trans Sumatra. Penandatanganan antar dunia usaha tersebut disaksikan oleh Menteri PUPR, Basuki Hadimuljono dan Menteri Luar Negeri Turki, Mevlut Cavusoglu di Bali. Duta Besar Republik Indonesia untuk Turki Lalu M. Iqbal dalam pernyataan tertulis yang diterima KONTAN menyebutkan, kesepakatan bisnis ini sesuai arahan Presiden Joko Widodo. "Ada sejumlah kesepakatan penting antar dunia usaha yang selama ini kita dorong dan sudah dalam proses finalisasi. Namun baru dua kesepakatan ini yang sudah siap ditandatangani," kata Dubes Lalu M Iqbal yang hadir pada penandatanganan kesepakatan di Bali tersebut. Setelah kesepakatan ini sekarang fokus pemerintah adalah untuk segera merealisasikan kesepakatan yang sudah ditandatangani. Selain itu Lalu menegaskan pihaknya akan berupaya untuk mendorong mempercepat kesepakatan-kesepakatan bisnis yang masih dalam pembahasan. Sementara itu di bidang pemerintahan, kesepakatan antara pemerintah Indonesia dan Pemerintah Turki yang ditandatangani antara lain penandatanganan kerjasama di bidang pertahanan, kerjasama lingkungan hidup, kerjasama kehutanan, kerjasama riset teknologi dan inovasi, serta kerjasama bantuan kerjasama pembangunan.
Baca Juga: Bertemu Bilateral dengan PM Jepang, Jokowi Minta Jepang Lanjutkan Proyek MRT Jakarta Hasil penandatanganan kesepakatan-kesepakatan tersebut menjadi salah satu perhatian Presiden Joko Widodo saat melakukan pertemuan bilateral dengan Presiden Turki, Recep Tayyib Erdogan di The Apurva Kempinski Bali, Senin, 14 November 2022. Pertemuan ini dilakukan memanfaatkan kedatangan Presiden Turki ke KTT G20, di Bali, 15-16 November 2022. Sebelumnya Pemerintah Indonesia menyampaikan kecaman keras terhadap aksi serangan bom di Istanbul Tukri pada Minggu (13/11). Ledakan bom terjadi di daerah Taksim, Istanbul, Turki pada Minggu 13 November 2022 pukul 4.20 pm waktu setempat. Hingga saat ini kepolisian Turki masih melakukan penyelidikan atas siapa pelaku dan apa motif bom di Taksim, Istanbul Turki. Kementerian Luar Negeri Indonesia melalui pernyataan tertulis menyampaikan Indonesia turut duka cita yg mendalam atas korban meninggal dan luka-luka. Indonesia berharap Kepolisian dan aparat keamanan di Turki bisa segera menangkap dan mengungkap siapa bertanggung-jawab atas kejadian ini.
Baca Juga: Dari Biden hingga Erdogan, Ini Pemimpin yang Akan Hadiri KTT G20 di Bali Pemerintah Indonesia menghargai keputusan Presiden Turki Recep Tayyib Erdogan untuk tetap menghadiri pertemuan G20 di Indonesia, di tengah kedukaan ini. Seperti kita tahu Presiden Turki Recep Tayyib Erdogan telah tiba di Bandara I Gusti Ngurah Rai Denpasar Bali pada Senin (14/11) Presiden Turki Recep Tayyib Erdogan turun dari tangga pesawat di dampingi dengan ibu negara, di sambut oleh Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin. Rencananya Presiden Turki Recep Tayyib Erdogan dijadwalkan akan melakukan pertemuan bilateral dengan Presiden Joko Widodo pada Senin (14/11) petang ini. Berdasarkan informasi yang dihimpun oleh Kementerian Luar Negeri Indonesia, sejauh ini sekurangnya ada 6 orang korban meninggal dunia dan 53 orang mengalami luka akibat kejadian bom di Istanbul Turki tersebut. Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di Ankara dan KJRI Istanbul saat ini berkomunikasi dan berkoordinasi dengan otoritas setempat serta komunitas masyarakat Indonesia yang ada di sekitar lokasi. Hingga saat ini tidak ada informasi mengenai WNI yg menjadi korban dalam ledakan bom di Istanbul Turki.
Baca Juga: Inflasi Turki Meroket ke Level 85,51%, Harga Makanan Terbang 99%! Berdasarkan database Kementerian Luar Negeri, jumlah WNI yang menetap di Istanbul saat ini ada sekitar 500 orang.
Meskipun demikian, lokasi kejadian tersebut adalah salah satu tujuan favorit wisatawan asing, termasuk WNI yang melakukan perjalanan wisata ke Istanbul, Turki. Karena itulah Kementerian Luar Negeri mengimbau kepada masyarakat Indonesia di Istanbul dan sekitarnya diminta meningkatkan kewaspadaan dan menghindari tempat keramaian jika tidak ada keperluan mendesak. Dalam keadaan darurat agar segera menghubungi otoritas setempat dan Perwakilan RI. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Syamsul Azhar