JAKARTA. Debat antara calon presiden Prabowo Subianto dengan pesaingnya capres Joko Widodo tadi malam (22/6) turut mengerek saham PT Indosat Tbk (ISAT) pagi ini (23/6). Data yang dihimpun RTI menunjukkan, pada pukul 11.07 WIB, saham ISAT tercatat naik 1,75% menjadi Rp 3.775. Bahkan, pada transaksi sebelumnya, saham perusahaan halo-halo ini sempat bertengger di posisi Rp 3.870, yang merupakan level tertingginya pada hari ini. Saham ISAT diburu investor diduga karena janji Jokowi yang akan membeli kembali saham ISAT jika dia terpilih menjadi presiden. Sekadar mengingatkan, pada debat semalam, Prabowo memberikan pertanyaan soal penjualan Indosat yang pernah dilakukan pada masa pemerintahan Presiden Megawati Soekarnoputri. Menjawab pertanyaan itu, Jokowi menjelaskan kondisi ekonomi pada tahun 1998, di mana kondisi ekonomi masih belum baik. Jokowi meminta agar Prabowo tidak melihat kondisi ekonomi Indonesia saat ini yang cukup baik. "Tapi bicaralah saat krisis keuangan, APBN kita berat. Waktu Indosat kita jual, harusnya dilihat ada klausul apa di situ," ujarnya.Jokowi memaparkan bahwa salah satu klausul yang disepakati pemerintah saat melepas saham Indosat ketika itu adalah adanya opsi Indosat kembali dibeli. "Ke depan harus kita buy back, ambil kembali saham jadi milik kita sendiri. Oleh karena itu, ke depan pertumbuhan ekonomi kita harus di atas 7%," ungkap Jokowi. Sementara itu, Satrio Utomo, analis Universal Broker berpendapat, pemerintah sulit membeli kembali harga saham ISAT karena menginginkan harga yang murah. "Soalnya, pemegang saham ISAT sekarang membeli ISAT dengan harga premium," jelas Satrio. Informasi saja, saat ini Qatar Telecom (Qtel) mengempit sekitar 40,8% saham ISAT yang dibelinya dari Singapore Technologies Telemedia Pte Ltd (STT) senilai US$ 1,8 miliar. Adapun harga pembelian per sahamnya adalah Rp 7.385 per saham. "Nah, kalau pemerintah membeli saham ISAT di harga Rp 7.000-an juga masih mahal. Mending beli satelit baru," katanya. Menurut Satrio, dalam debat capres kemarin, Prabowo hanya ingin membuka luka lama Megawati Soekarnoputri selaku pimpinan partai yang mengusung Jokowi sebagai capres. "Sementara, pernyataan Jokowi untuk menutup luka lama itu," imbuhnya. Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Harga ISAT melesat setelah Jokowi ingin buyback
JAKARTA. Debat antara calon presiden Prabowo Subianto dengan pesaingnya capres Joko Widodo tadi malam (22/6) turut mengerek saham PT Indosat Tbk (ISAT) pagi ini (23/6). Data yang dihimpun RTI menunjukkan, pada pukul 11.07 WIB, saham ISAT tercatat naik 1,75% menjadi Rp 3.775. Bahkan, pada transaksi sebelumnya, saham perusahaan halo-halo ini sempat bertengger di posisi Rp 3.870, yang merupakan level tertingginya pada hari ini. Saham ISAT diburu investor diduga karena janji Jokowi yang akan membeli kembali saham ISAT jika dia terpilih menjadi presiden. Sekadar mengingatkan, pada debat semalam, Prabowo memberikan pertanyaan soal penjualan Indosat yang pernah dilakukan pada masa pemerintahan Presiden Megawati Soekarnoputri. Menjawab pertanyaan itu, Jokowi menjelaskan kondisi ekonomi pada tahun 1998, di mana kondisi ekonomi masih belum baik. Jokowi meminta agar Prabowo tidak melihat kondisi ekonomi Indonesia saat ini yang cukup baik. "Tapi bicaralah saat krisis keuangan, APBN kita berat. Waktu Indosat kita jual, harusnya dilihat ada klausul apa di situ," ujarnya.Jokowi memaparkan bahwa salah satu klausul yang disepakati pemerintah saat melepas saham Indosat ketika itu adalah adanya opsi Indosat kembali dibeli. "Ke depan harus kita buy back, ambil kembali saham jadi milik kita sendiri. Oleh karena itu, ke depan pertumbuhan ekonomi kita harus di atas 7%," ungkap Jokowi. Sementara itu, Satrio Utomo, analis Universal Broker berpendapat, pemerintah sulit membeli kembali harga saham ISAT karena menginginkan harga yang murah. "Soalnya, pemegang saham ISAT sekarang membeli ISAT dengan harga premium," jelas Satrio. Informasi saja, saat ini Qatar Telecom (Qtel) mengempit sekitar 40,8% saham ISAT yang dibelinya dari Singapore Technologies Telemedia Pte Ltd (STT) senilai US$ 1,8 miliar. Adapun harga pembelian per sahamnya adalah Rp 7.385 per saham. "Nah, kalau pemerintah membeli saham ISAT di harga Rp 7.000-an juga masih mahal. Mending beli satelit baru," katanya. Menurut Satrio, dalam debat capres kemarin, Prabowo hanya ingin membuka luka lama Megawati Soekarnoputri selaku pimpinan partai yang mengusung Jokowi sebagai capres. "Sementara, pernyataan Jokowi untuk menutup luka lama itu," imbuhnya. Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News