Debt service ratio meningkat, ekonom Bank Permata: Masih ada dalam batas aman



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Bank Indonesia (BI) mencatat, total utang luar negeri (ULN) per akhir kuartal I-2020 sebesar US$ 389,3 miliar alias tumbuh 0,5% yoy. Ini cenderung melambat dari laju ULN pada kuartal IV-2019 yang tumbuh 7,7% yoy.

Sejalan dengan penurunan penarikan ULN pada kuartal pertama tahun ini, rasio pembayaran utang atau debt to service ratio (DSR) pada kuartal I-2020 cenderung meningkat menjadi 27,65% dari kuartal IV-2019 yang sebesar 18,00%.

Menurut Ekonom Bank Permata Josua Pardede, peningkatan DSR Tier 1 pada kuartal I-2020 disebabkan oleh pembayaran pokok dan bunga ULN jangka panjang yang jatuh tempo pada bulan Maret 2020 yang sebesar US$ 2 miliar.

"Meski meningkat, DSR Indonesia masih berada pada batas aman IMF yang sebesar 20% - 40% sehingga inidikator ini masih bisa dikatakan cenderung aman," ujar Josua kepada Kontan.co.id, Minggu (17/5).

Baca Juga: Debt to service ratio naik, ekonom IKS: Masih dalam angka yang wajar

Selain itu, Josua juga melihat bahwa peningkatan DSR tier-1 ini didukung oleh pertumbuhan dari penerimaan transaksi berjalan, terutama dari ekspor yang jauh lebih tinggi.

Lebih lanjut, meski masih dalam batas aman IMF, Josua mengingatkan agar pemerintah mampu menjaga DSR tier-1 di level yang rendah. Hal ini bisa dilakukan dengan meningkatkan produktivitas penarikan ULUN khususnya dalam mendorong kinerja ekspor.

Untuk selanjutnya, Josua meneropong bahwa DSR Indonesia masih akan berada dalam tren peningkatan bahkan hingga akhir tahun. Meski begitu, ia yakin bahwa tren peningkatannya masih di batas kisaran aman IMF.

"Ini disebabkan oleh penerbitan Surat Berharga Negara (SBN) di kuartal II-2020, disertai mulai menurunnya kinerja ekspor. Sehingga nanti DSR masih akan meningkat pada kuartal III-2020 bahkan hingga kuartal IV-2020," tandasnya. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Yudho Winarto