Debu bertebaran pertanda fulus datang bagi start up jasa pembersih



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Bagi Anda yang tidak ada waktu untuk bersih-bersih sofa, tempat tidur atau yang lainnya, tidak perlu khawatir. Cukup klik di aplikasi yang menyediakan jasa pembersih perabot tersebut. Tak lama kemudian, petugas dari aplikasi yang bersangkutan siap membersihkan perabot rumah tangga yang kotor. Nah, sudah beres.

Layanan inilah yang tengah dijalani oleh Daddy Super Clean. Salah satu start up di layanan pembersih perabot rumah seperti sofa, tempat tidur dan sejenisnya. Aplikasi yang sudah beroperasi sejak 2017 itu mendapat respon positif dari pasar di wilayah Jakarta dan sekitarnya atau Jabodetabek.

Menurut Eka Prasanya, Chief Executive Officer Daddy Super Clean, saban bulan rata-rata bisa mendapat pesanan hingga 350 orderan. Semua orderan tersebut dikerjakan bersama para karyawan yang berjumlah 10 orang.


"Saya memberikan gaji pokok ke karyawan, uang bensin serta komisi dan bonus kalau target omzet terpenuhi," katanya kepada KONTAN. Sayang, Eka tidak merinci target omzet yang ia bebankan ke setiap pegawai.

Respon yang positif tersebut bisa terjadi karena Daddy Super Clean, bakal merespon cepat setiap pesanan yang masuk. Sebab selain bisa menghubungi via aplikasi di android atau iOS, konsumen juga bisa menghubungi via WhatsApp.

Apalagi, tarif yang diberikan dalam layanan cukup sepadan, yakni mulai Rp 100.000–Rp 175.000 untuk pembersihan ranjang. Lalu Rp 40.000 untuk layanan pembersihan sofa.

Daddy Super Clean menggunakan teknologi pembersih hydro allergenic vacuum, yakni metode pengisap kering untuk menghilangkan kotoran debu dan tungau yang kerap ada di sofa atau kasur.

Berkat teknologi tersebut, Eka bisa mendapatkan mitra bisnis di beberapa kota lain yang berfungsi sebagai cabang dari layanannya. Seperti di Bandung, Yogyakarta, Surabaya, Bali, hingga Sangatta Kutai Timur.

Melihat respon yang positif, Eka ingin melanjutkan ekspansi bisnis tahun ini. Bila tidak ada rintangan, ia akan mengepakkan sayap bisnis di kota besar lainnya, terutama di luar Jawa, seperti di Sumatra, Sulawesi hingga Papua. Agar bisa merealisasikan rencana usaha tersebut, Eka membuka pintu bagi para investor yang tertarik bergabung dengan bisnis jasa pembersih ini.

Namun, ia tidak memerinci, apa bentuk kerjasama yang bakal dikerjakan. Yang jelas, ia ingin membuktikan bahwa bisnis jasa pembersih sofa dan kasur menjanjikan dan sudah membuahkan hasil.

Pemain yang lain juga merasakan manisnya bisnis layanan pembersih perabot rumah tangga. Kali ini adalah KliknClean.com. Tapi bedanya, start up tersebut tidak mengerjakan segala pekerjaan jasa pembersih tersebut dengan tim sendiri, seperti Daddy Super Clean. Aplikasi tersebut seolah menjadi marketplace bagi penyedia jasa pembersih rumah tangga.

Sebab layanan di KliknClean.com tidak sebatas layanan jasa pembersih sofa atau kasur saja, tapi juga ada yang lain. Contohnya ada layanan pembersihan umum, pencucian AC, layanan jasa setrika atau cuci karpet. Dan hingga kini, start up tersebut sudah menggandeng sebanyak 250 mitra yang terdiri dari petugas kebersihan hingga para teknisi.

Hendra Tjong, Pendiri KliknClean.com mengatakan start up yang sudah beroperasi per Oktober 2016 tersebut sudah menjangkau areal sekitar Jakarta, Tangerang, Bekasi dan Depok. Areal layanan biasanya di perumahan, apartemen termasuk juga perkantoran. "Pelanggan tinggal order lewat situs atau aplikasi di android," katanya kepada KONTAN.

Hasilnya pun positif. Layanan yang memakai penyedot khusus debu dan tungau (hydro vacuum) tersebut rata-rata mendapat orderan 1.500 pesanan dengan tarif rata-rata Rp 350.000 per layanan. Terkait omzet, ia tak bersedia memberi info. Termasuk juga sistem pendapatan yang diterima KliknClean. "Untuk sistem komisi tidak bisa kami publikasi," elaknya.

Yang jelas, dengan hasil yang dicapai, ia berencana ekspansi pasar lebih luas lagi sepanjang tahun ini. Yaitu menambah layanan di 10 kota baru lagi, serta penjajakan pasar ke luar negeri seperti ke Singapura, Malaysia serta Thailand. Start up ini sudah dapat dana US$ 1 juta dari Asia Summit Capital dan investor lokal.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Markus Sumartomjon