KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pemerintah Republik Indonesia untuk pertama kalinya melakukan transaksi penerbitan Surat Utang Negara (SUN)
Sustainable Development Goals (SDG) dalam mata uang asing Euro dengan format
SEC-Registered Shelf Take-Down. Transaksi ini merupakan penerbitan SDG bond konvensional pertama di Asia yang mencerminkan kepemimpinan Indonesia dalam pembiayaan berkelanjutan dan langkah yang signifikan dalam pencapaian SDG. Adapun SDG bond ini merupakan RIEUR0334 dengan tenor 12 tahun sehingga memiliki jatuh tempo pada 23 Maret 2034 mendatang. Seri ini bernominal EUR 500 juta dengan tingkat kupon dan yield masing-masing 1,30% dan 1,351%.
Sementara dari sisi
reoffer spread vs mid-swaps (ms) sebesar 118 bps dengan par call 3 bulan. Pricing seri ini ditetapkan pada 13 September 2021 dengan tanggal setelmen pada 23 September 2021.
Baca Juga: Katalis positif yang masih terbatas, pengaruhi hasil lelang SUN pada Selasa (14/9) Pada penerbitan SDG bond perdana ini, pemerintah berhasil menekan harga hingga 27 bps dari initial price guidance yang berada pada level MS+140-145 bps ke final
price guidance di level MS+118 bps. “Ini merupakan spread terhadap Mid-Swaps terendah untuk SUN denominasi Euro dengan tenor 12 tahun,” tulis pemerintah dalam keterangan resmi, Selasa (14/9). Dengan penerbitan bond dalam format ESG (Environment, Social, and Governance) serta permintaan yang cukup tinggi dari investor, pemerintah dapat menerbitkan SDG bond tanpa tambahan new issue concessions (NIC). Penerbit bond biasanya memberikan NIC sebagai insentif agar investor tertarik membeli bond baru yang merupakan tambahan supply di pasar. Dalam rangka penerbitan SDG bond ini, Pemerintah Indonesia telah menyusun SDGs Government Securities Framework (SDGs Framework) dan telah mendapatkan Second Party Opinion dari CICERO dan IISD. Framework baru tersebut merupakan pengembangan dari Green Bond dan Green Sukuk Framework yang diterbitkan tahun 2018.
Baca Juga: Lelang SUN catatkan penawaran Rp 80,66 triliun, ini penjelasan Kemenkeu Sebelum penerbitan SDG bond, Pemerintah juga telah melaksanakan serangkaian non-deal investor update calls pada tanggal 7-8 September 2021 untuk memperkenalkan SDGs Framework serta menyampaikan komitmen pemerintah untuk melaksanakan United Nations Sustainable Development Goals roadmap. “Terdapat lebih dari 70 investor, baik yang konvensional maupun yang fokus pada portofolio ESG, berpartisipasi dan memberikan respon positif atas penyelenggaraan investor update call tersebut,” imbuh pemerintah. Pemerintah akan mengalokasikan seluruh dana hasil penerbitan SDG bond ini untuk mendanai proyek-proyek yang masuk kualifikasi Eligible SDGs Expenditures dalam SDGs Framework. Debut penerbitan SDG bond ini menunjukan komitmen pemerintah untuk pembiayaan proyek-proyek sosial dan lingkungan hidup untuk mewujudkan agenda 2030 untuk pembangunan berkelanjutan.
Baca Juga: Investor wait and see, penawaran di lelang SUN pekan ini turun Seluruh Surat Berharga Negara (baik Green maupun SDG) yang diterbitkan berdasarkan SDGs Framework ini sejalan dengan standar internasional termasuk International Capital Market Association (ICMA) principles. Pemerintah akan terus berkomitmen untuk memenuhi standar yang berlaku untuk penerbitan SDG bond dan menyampaikan laporan tahunan atas penerbitan tersebut. SDG bond yang diterbitkan pada transaksi kali ini diperkirakan akan memperoleh peringkat Baa2 dari Moody’s, BBB dari Standard & Poor’s, dan BBB dari Fitch* serta akan dicatatkan pada Singapore Stock Exchange dan Frankfurt Stock Exchange. Joint Bookrunners dalam transaksi ini adalah BofA Securities, Citigroup, Crédit Agricole CIB, HSBC dan UBS, sedangkan yang bertindak sebagai coManagers adalah PT BRI Danareksa Sekuritas and PT Trimegah Sekuritas Indonesia Tbk. Credit Agricole CIB dan HSBC juga bertindak sebagai Joint SDG Structuring Advisors.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Noverius Laoli