Debut saham BEST di Bursa Efek Indonesia



JAKARTA. PT Bekasi Fajar Industrial Estate Tbk (BEST) menjadi emiten termuda yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) saat ini. Pengembang kawasan industri ini baru saja melakukan penawaran saham perdana atau initial public offering (IPO) pada 10 April 2012.

Bekasi Fajar menawarkan saham perdana sebanyak 1,76 miliar saham. Jumlah tersebut setara dengan 20,14% dari modal disetor yang ditempatkan.

Bekasi Fajar adalah perintis Kota Industri MM2100 di Cikarang Barat, Bekasi, Jawa Barat. Dalam pengembangan dan pengelolaan kawasan industri tersebut, Bekasi Fajar menggandeng perusahaan Jepang, Marubeni Corporation, untuk mendirikan PT Megapolis Manunggal Industrial Development.


Bekasi Fajar masih bersaudara dengan PT Alam Sutera Realty Tbk (ASRI) dan PT Argo Pantes Tbk (ARGO). Ketiganya sama-sama dimiliki oleh Grup Argo Manunggal.

Berdasarkan data RTI per 10 April 2012, PT Argo Manunggal Land Development mendekap saham Bekasi Fajar sebesar 79,78%. Perusahaan ini masih bersaudara dengan PT Alam Sutera Realty Tbk (ASRI).

Berdiri tahun 1989, Bekasi Fajar memulai debut usahanya dengan lahan seluas 500 hektare (ha). Saat ini BEST memiliki cadangan lahan seluas 816 ha.

Namun, Bekasi Fajar hanya bisa menjual lahan sekitar 580 ha. Sebab, selisih lahan yang tidak dijual digunakan sebagai infrastruktur penunjang. "Tanpa ekspansi, cadangan lahan akan habis dalam waktu 6 tahun-7 tahun," kata Wilsson Effendy, Direktur Bekasi Fajar, Selasa (10/4).

Kinerja bertumbuh

Maklum, setiap tahun penjualan lahan Bekasi Fajar cukup besar. Untuk tahun ini misalnya perseroan ini menargetkan penjualan seluas 80 ha. Asal tahu saja, pembeli rata-rata membeli lahan seluas 5 ha per pembeli.

Saat ini, klien utama Bekasi Fajar adalah Grup Astra, PT Denso Indonesia, PT JX Nippon Oil and Energy Lubricants Indonesia, PT Hitachi Construction Machinery Indonesia, PT Fumira, dan PT Lumbung Nasional Flour Mills.

Rencananya, Bekasi Fajar akan menambah jumlah lahan dari dana hasil IPO. Namun manajemen BEST masih enggan menyebutkan berapa luas lahan yang tengah diincarnya. "Yang jelas target lahan tambahan tidak jauh dari lokasi yang sudah ada," ujarnya.

Seperti yang pernah ditulis KONTAN, manajemen Bekasi Fajar akan menggunakan dana hasil IPO senilai Rp 225 miliar untuk menambah modal anak usahanya, PT Bekasi Matra Industrial Estate. Anak usaha BEST ini akan mengakuisisi lahan baru di kawasan Cikarang, Jawa Barat.

BEST akan memanfaatkan sisa dana IPO untuk menambah lahan baru. Emiten properti ini tengah mengincar lahan di Cikarang Barat.

Sebagai pengembang kawasan industri, Bekasi Fajar hanya mengembangkan infrastruktur pendukung dan hanya menjual lahan. Untuk tahun ini harga jual tanah Bekasi Fajar berkisar antara US$ 130-US$ 140 per meter persegi (m2).

Rata-rata harga jual ini naik dari tahun sebelumnya yang sekitar US$ 70-US$ 80 per m2. Dengan harga tanah saat ini, net asset value (NAV) Bekasi Fajar sekitar Rp 6,5 triliun.

Penjualan tanah berkontribusi sekitar 90%-95% terhadap pendapatan Bekasi Fajar pada tahun ini. Pendapatan yang lain berasal dari jasa perawatan atau maintenance yang merupakan pendapatan berulang atawa recurring income bagi perseroan ini.

Untuk target kinerja, Bekasi Fajar menargetkan pertumbuhan recurring income sebesar 15% per tahun. Optimisme itu berdasarkan pada proyeksi pertumbuhan penjualan kawasan industri perseroan ini di masa mendatang.

Tahun ini, Bekasi Fajar menargetkan perolehan pendapatan sebesar Rp 500 miliar. Angka ini naik sekitar 19%-25% dari total pendapatan tahun sebelumnya yang diprediksikan sebesar Rp 400 miliar-Rp 420 miliar.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Djumyati P.