JAKARTA. Membengkaknya beban subsidi energi lantaran pelemahan rupiah membuat defisit Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) membengkak. Karenanya, bila asumsi makro tak direvisi, pemerintah khawatir defisit anggaran bisa melonjak melewati batas aman yang diperbolehkan menurut Undang-undang (UU) yakni 3% dari produk domestik bruto (PDB). Menteri Keuangan Chatib Basri menuturkan, bila asumsi makro tak direvisi, defisit anggaran dalam APBN Perubahan 2014 bisa membengkak jadi Rp 472 triliun atau 4,69% dari PDB. Salah satu pemicunya adalah pelemahan nilai tukar rupiah. "Setiap pelemahan rupiah sebesar Rp 100 dari nilai tukar, beban defisit akan meningkat Rp 3 triliun hingga Rp 4 triliun," terang Chatib, di rapat dengan Komisi XI DPR, Senin (9/6). Wakil Menteri Keuangan Bambang Brodjonegoro bilang, anggaran subsidi energi menjadi salah satu pos yang membengkak cukup besar akibat pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dollar AS. Sayangnya, ia tak merinci berapa besar lonjakan subsidi energi akibat melesetnya asumsi ini. Yang jelas, dalam RAPBN-P 2014 anggaran subsidi energi membengkak dari Rp 110,03 triliun menjadi Rp 392,13 triliun.
Defisit Anggaran Bisa Melewati Batas Aman
JAKARTA. Membengkaknya beban subsidi energi lantaran pelemahan rupiah membuat defisit Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) membengkak. Karenanya, bila asumsi makro tak direvisi, pemerintah khawatir defisit anggaran bisa melonjak melewati batas aman yang diperbolehkan menurut Undang-undang (UU) yakni 3% dari produk domestik bruto (PDB). Menteri Keuangan Chatib Basri menuturkan, bila asumsi makro tak direvisi, defisit anggaran dalam APBN Perubahan 2014 bisa membengkak jadi Rp 472 triliun atau 4,69% dari PDB. Salah satu pemicunya adalah pelemahan nilai tukar rupiah. "Setiap pelemahan rupiah sebesar Rp 100 dari nilai tukar, beban defisit akan meningkat Rp 3 triliun hingga Rp 4 triliun," terang Chatib, di rapat dengan Komisi XI DPR, Senin (9/6). Wakil Menteri Keuangan Bambang Brodjonegoro bilang, anggaran subsidi energi menjadi salah satu pos yang membengkak cukup besar akibat pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dollar AS. Sayangnya, ia tak merinci berapa besar lonjakan subsidi energi akibat melesetnya asumsi ini. Yang jelas, dalam RAPBN-P 2014 anggaran subsidi energi membengkak dari Rp 110,03 triliun menjadi Rp 392,13 triliun.