JAKARTA. Gejolak harga minyak mentah tahun ini membuat defisit anggaran semakin besar. Menteri Keuangan Agus Martowardojo memperkirakan defisit anggaran akan membengkak sebesar Rp 16 triliun.Agus menjelaskan, kenaikan defisit anggaran ini akibat lonjakan harga minyak mentah Indonesia (ICP), penurunan produksi minyak, penambahan volume BBM subsidi dan faktor biaya dan anggaran pendidikan. "Mengenai jumlah masih akan terus bergerak," kata Agus, Selasa (24/5).Agus mengatakan, perhitungan penambahan defisit Rp 16 triliun ini belum dikurangi dengan penghematan anggaran. Yang jelas, dia mengatakan, penambahan defisit itu sudah mengikuti penguatan nilai tukar rupiah.Ucapan Agus ini sesuai dengan prediksi Staf Khusus Menteri PPN Dedi Masykur Riyadi. Dia mengatakan, beban defisit anggaran lebih kecil dibandingkan beban pemerintah jika mengeluarkan kebijakan menaikkan harga BBM subsidi.Asal tahu saja, tahun ini, pemerintah mematok target defisit anggaran sebesar 1,8% produk domestik bruto (PDB) atau sebesar Rp 126,35 triliun. Pasalnya, sejauh ini pemerintah belum memutuskan kebijakan menghadapi dampak lonjakan harga minyak dunia, termasuk soal harga bahan bakar minyak BBM bersubsidi. Namun, pemerintah menjamin besaran defisit anggaran tidak akan lebih dari level 2% PDB.Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Defisit anggaran diperkirakan bertambah Rp 16 triliun
JAKARTA. Gejolak harga minyak mentah tahun ini membuat defisit anggaran semakin besar. Menteri Keuangan Agus Martowardojo memperkirakan defisit anggaran akan membengkak sebesar Rp 16 triliun.Agus menjelaskan, kenaikan defisit anggaran ini akibat lonjakan harga minyak mentah Indonesia (ICP), penurunan produksi minyak, penambahan volume BBM subsidi dan faktor biaya dan anggaran pendidikan. "Mengenai jumlah masih akan terus bergerak," kata Agus, Selasa (24/5).Agus mengatakan, perhitungan penambahan defisit Rp 16 triliun ini belum dikurangi dengan penghematan anggaran. Yang jelas, dia mengatakan, penambahan defisit itu sudah mengikuti penguatan nilai tukar rupiah.Ucapan Agus ini sesuai dengan prediksi Staf Khusus Menteri PPN Dedi Masykur Riyadi. Dia mengatakan, beban defisit anggaran lebih kecil dibandingkan beban pemerintah jika mengeluarkan kebijakan menaikkan harga BBM subsidi.Asal tahu saja, tahun ini, pemerintah mematok target defisit anggaran sebesar 1,8% produk domestik bruto (PDB) atau sebesar Rp 126,35 triliun. Pasalnya, sejauh ini pemerintah belum memutuskan kebijakan menghadapi dampak lonjakan harga minyak dunia, termasuk soal harga bahan bakar minyak BBM bersubsidi. Namun, pemerintah menjamin besaran defisit anggaran tidak akan lebih dari level 2% PDB.Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News