Defisit anggaran diproyeksi 2,7% tahun ini



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Per Oktober 2017, penerimaan negara tercatat sebesar Rp 1.238,2 triliun atau 71,3% dari target Rp 1.736,1 triliun dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Perubahan (APBNP) 2017. Di sisi lain, belanja negara tercatat Rp 1.537,1 triliun atau 72,1% dari target Rp 2.133,3 triliun.

Berdasarkan data yang didapat KONTAN, Selasa (14/11), dengan demikian defisit tercatat mencapai Rp 298,9 triliun atau 2,2% terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) per akhir Oktober lalu.

Realisasi itu masih di bawah outlook pemerintah yang sebesar 2,67% terhadap PDB maupun target dalam APBNP yaitu 2,92% terhadap PDB.


Ekonom Bank Permata Josua Pardede mengatakan, dengan asumsi penerimaan pajak mencapai sekitar 85% hingga 90% dari target dan belanja negara yang diperkirakan mencapai 90 hingga 95% dari target, maka defisit anggaran diperkirakan mencapai sekitar -2,6% hingga -2,7% terhadap PDB.

“Melihat potensi penerimaan pajak yang membaik pada tahun ini, kekurangan pajak pada tahun ini pun diperkirakan lebih rendah dibandingkan tahun lalu,” kata Josua kepada Kontan.co.id, Selasa (14/11).

Di tengah potensi kekurangan penerimaan pajak pada tahun ini, Josua mengatakan, realisasi PNBP diperkirakan mencapai target atau bahkan berpotensi melampaui target sebesar Rp 260 triliun. Hal ini bakal ditopang oleh tren kenaikan harga minyak dunia dalam beberapa waktu terakhir ini.

Oleh karena itu, menurut dia, sengan potensi kekurangan pajak yang lebih rendah pada tahun ini, pemerintah perlu melakukan penghematan belanja rutin sekitar Rp 140 triliun hingga Rp 160 triliun, namun tetap mengoptimalkan belanja pemerintah pusat yang belum terserap secara optimal. Misal, belanja modal yang memiliki multiplier effect lebih besar pada perekonomian.

Konsumsi pemerintah juga diperkirakan akan kembali membaik pada kuartal terakhir tahun ini. Diperkirakan, lower base pada tahun lalu terjadi disebabkan oleh pemangkasan belanja pemerintah pusat pada semester II tahun lalu.

Jadi secara keseluruhan, pemerintah masih tetap mendorong efektivitas belanja pemerintah pusat yang disalurkan melalui belanja infrastruktur dan belanja sosial, “Sehingga defisit anggaran tetap kredibel dijaga di level -3% terhadap PDB,” katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Yudho Winarto