Defisit Anggaran Menyempit, S&P Kembalikan Outlook Indonesia Menjadi Stabil



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. S&P Global Ratings mengembalikan prospek Indonesia menjadi stabil dri negatif, karena optimisme rebound ekonomi negara ini akan mendukung upaya mempersempit defisit anggaran.

Mengutip Bloomberg, Kamis (28/4), S&P mempertahankan peringkat utang valas jagka panjang Indonesia di BBB, skor peringkat investasi (investment grade) terendah kedua.

"Prospek diubah sebagai pengakuan atas posisi eksternal Indonesia yang membaik dan kemajuan bertahap menuju konsolidasi fiskal," kata S&P dalam sebuah pernyataan yang dikutip Bloomberg.


Ekonomi Indonesia diperkirakan akan tumbuh 4,8%-hingga 5,5% tahun ini karena pemulihan dari pandemi berlangsung. Ini memungkinkan pemerintah untuk membawa defisit anggaran kembali ke batas 3% dari PDB, sesuai ketentuan UU.

Baca Juga: Sebut Negara-negara Berkembang di Jalan Berbahaya, S&P Pangkas Perkiraan Pertumbuhan

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan kondisi fiskal berkembang cukup cepat.

“Indonesia sedang membuat kemajuan menuju pemulihan defisit fiskal yang moderat secara historis,” kata S&P dalam pernyataannya. 

Ia memperkirakan defisit akan turun lebih jauh selama dua hingga tiga tahun ke depan.

S&P menurunkan prospek pada April 2020, mengutip posisi eksternal negara yang melemah karena depresiasi rupiah dan ekspektasi beban utang pemerintah meningkat.

Perusahaan dapat menaikkan peringkat jika utang luar negeri bersih Indonesia turun di bawah 50% dari penerimaan giro, atau jika kebutuhan pembiayaan luar negeri bruto turun di bawah 50% dari penerimaan giro ditambah cadangan yang dapat digunakan. 

Peringkat juga dapat ditingkatkan jika defisit fiskal turun di bawah 3% dari PDB dan stok utang bersih turun menjadi kurang dari 30% dari PDB atau jika pembayaran bunga turun di bawah 10% dari pendapatan negara.

Sebaliknya, peringkat dapat diturunkan jika pertumbuhan atau konsolidasi fiskal terhenti, atau jika keseimbangan eksternal Indonesia memburuk.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Herlina Kartika Dewi