KONTAN.CO.ID - NUSA DUA. Kementerian Keuangan mencatat defisit Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2018 hingga akhir November sebesar Rp 287,9 triliun. Defisit anggaran pemerintah ini lebih rendah jika dibandingkan periode yang sama di tahun lalu yakni sebesar Rp 349,6 triliun. Berkurangnya defisit anggaran tersebut sejalan dengan pendapatan negara yang naik 18,2% secara tahunan atau year on year (yoy) menjadi Rp 1.654,5 triliun. Realisasi pendapatan negara ini setara dengan 87,3% dari target pendapatan dalam APBN 2018 yang secara keseluruhan sebesar Rp 1.894,7 triliun. Sementara itu, dari sisi belanja negara, realisasi hingga akhir November juga tumbuh 11% yoy menjadi Rp 1.942,4 triliun. Realisasi belanja negara telah mencapai 87,5% dari total target APBN 2018 yakni Rp 2.220,7 triliun. "Belanja negara sampai akhir tahun diperkirakan akan tetap bertahan di kisaran 11%. Belanja Kementerian/Lembaga (K/L) terutama akan terakselerasi sehingga pertumbuhan belanja bisa tetap di atas capaian November,” ujar Menteri Keuangan Sri Mulyani dalam Annual Media Briefing Kemkeu, Kamis (6/12) di Nusa Dua, Bali. Hingga November, keseimbangan primer atau primary balance mencatat defisit Rp 36,8 triliun, jauh lebih rendah dibandingkan defisit keseimbangan primer pada periode yang sama tahun sebelumnya yang mencapai Rp 139,1 triliun. Dengan demikian, rasio defisit anggaran terhadap PDB hingga November 2018 hanya sebesar 1,95%. Sri Mulyani menyakini, hingga akhir tahun defisit keseimbangan primer akan makin mengecil. “Defisit keseimbangan primer akan sangat menurun drastis dan proyeksinya hanya akan sekitar minus Rp 15 triliun,” lanjutnya. Melihat capaian realisasi APBN hingga November 2018, Sri Mulyani mengatakan angka defisit akan mampu tercapai di kisaran 1,86%-1,87% dari PDB di pengujung tahun nanti. Proyeksi defisit tersebut lebih kecil dari target dalam anggaran yaitu 2,19% dari PDB atau sebesar Rp 325,9 triliun. Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Defisit APBN 2018 hingga November hanya 1,95% dari PDB
KONTAN.CO.ID - NUSA DUA. Kementerian Keuangan mencatat defisit Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2018 hingga akhir November sebesar Rp 287,9 triliun. Defisit anggaran pemerintah ini lebih rendah jika dibandingkan periode yang sama di tahun lalu yakni sebesar Rp 349,6 triliun. Berkurangnya defisit anggaran tersebut sejalan dengan pendapatan negara yang naik 18,2% secara tahunan atau year on year (yoy) menjadi Rp 1.654,5 triliun. Realisasi pendapatan negara ini setara dengan 87,3% dari target pendapatan dalam APBN 2018 yang secara keseluruhan sebesar Rp 1.894,7 triliun. Sementara itu, dari sisi belanja negara, realisasi hingga akhir November juga tumbuh 11% yoy menjadi Rp 1.942,4 triliun. Realisasi belanja negara telah mencapai 87,5% dari total target APBN 2018 yakni Rp 2.220,7 triliun. "Belanja negara sampai akhir tahun diperkirakan akan tetap bertahan di kisaran 11%. Belanja Kementerian/Lembaga (K/L) terutama akan terakselerasi sehingga pertumbuhan belanja bisa tetap di atas capaian November,” ujar Menteri Keuangan Sri Mulyani dalam Annual Media Briefing Kemkeu, Kamis (6/12) di Nusa Dua, Bali. Hingga November, keseimbangan primer atau primary balance mencatat defisit Rp 36,8 triliun, jauh lebih rendah dibandingkan defisit keseimbangan primer pada periode yang sama tahun sebelumnya yang mencapai Rp 139,1 triliun. Dengan demikian, rasio defisit anggaran terhadap PDB hingga November 2018 hanya sebesar 1,95%. Sri Mulyani menyakini, hingga akhir tahun defisit keseimbangan primer akan makin mengecil. “Defisit keseimbangan primer akan sangat menurun drastis dan proyeksinya hanya akan sekitar minus Rp 15 triliun,” lanjutnya. Melihat capaian realisasi APBN hingga November 2018, Sri Mulyani mengatakan angka defisit akan mampu tercapai di kisaran 1,86%-1,87% dari PDB di pengujung tahun nanti. Proyeksi defisit tersebut lebih kecil dari target dalam anggaran yaitu 2,19% dari PDB atau sebesar Rp 325,9 triliun. Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News