KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pemerintah Indonesia akan memperlebar defisit Anggaran Pendapatan dan Belanja (APBN) tahun 2021 hingga 5,2% dari PDB akibat masih santernya ketidakpastian ekonomi global di tengah belenggu Covid-19. Menurut Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati, pelebaran defisit ini akan membuat cadangan belanja pemerintah bertambah hingga Rp 179 triliun. "Ini untuk mendukung pemulihan ekonomi nasional tahun depan. Presiden telah menetapkan prioritas-prioritas belanjanya yang betul-betul mendukung pemulihan ekonomi," kata Sri Mulyani, Selasa (28/7) via video conference.
Baca Juga: Sri Mulyani akan upayakan pertumbuhan ekonomi 2021 di kisaran 5% - 5,5% Program andalan pemerintah terbesar untuk perekonomian tahun depan adalah terkait ketahanan pangan, pembangunan kawasan industri yang didukung oleh infrastruktur, Information and Communication Technology (ICT), serta bidang pendidikan dan kesehatan. Sri Mulyani memerinci, ketahanan pangan merupakan prioritas negara yang paling besar. Pemerintah akan memberi tambahan anggaran kepada Kementerian Pertanian, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR). Selain itu, ada juga Kementerian Agraria dan Tata Ruang (ATR), Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), serta Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP). Selanjutnya, sektor industri juga menjadi fokus negara yang selanjutnya. Pemerintah pun berusaha mendukung sektor industri lewat pusat-pusat kawasan industri, apakah dengan melakukan revitalisasi atau menarik capital inflow. Menurut Sri Mulyani, dengan bisa menyelamatkan industri dan memperlancar investasi yang masuk, maka bisa lebih besar peluang terciptanya lapangan kerja.