JAKARTA. Anggaran subsidi Bahan Bakar Minyak (BBM) yang membengkak membuat defisit anggaran melebar. Sekalipun ada penghematan BBM bersubsidi, kemungkinan defisit anggaran akan melebar di atas 2% dari PDB. Nah, untuk menambal defisit ini dibutuhkan tambahan pembiayaan yang salah satunya akan diperoleh dari penerbitan Surat Berharga Negara (SBN).Pejabat sementara (Pjs) Direktur Jenderal Pengelolaan Utang Kementerian Keuangan Robert Pakpahan mengungkapkan jika dalam APBNP terjadi perubahan defisit anggaran, maka jumlah penarikan pembiayaan akan berubah. Nah, "SBN domestik menjadi andalan (sumber pembiayaan). Tapi kalau yang dibutuhkan banyak, terpaksa akan disebar (ke instrumen lain)," ujarnya Rabu (24/4).Robert bilang, jika kebutuhan tambahan pembiayaan cukup besar, maka pemerintah akan menyebar sumber penarikan pembiayaan. Selain menerbitkan SBN domestik, kata Robert pihaknya juga akan mengkaji alternatif pembiayaan lain seperti penerbitan obligas global (global bonds) maupun penerbitan obligasi ritel Indonesia (ORI). Seperti diketahui, pada awal April 2013 lalu pemerintah telah menerbitkan global bonds senilai US$ 3 miliar. Rinciannya, US$ 1,5 miliar global bonds bertenor 10 tahun dan US$ 1,5 miliar bertenor 30 tahun.Selain itu, pada semester II nanti pemerintah juga akan menerbitkan sukuk global. Robert belum bisa memastikan apakah penarikan sukuk global nanti akan lebih besar atau lebih kecil dari penarikan pembiayaan melalui global bonds. Sebelumnya, Wakil Menteri Keuangan Anny Ratnawati menjelaskan meski pemerintah melakukan pengendalian BBM bersubsidi, namun konsumsi BBM bersubsidi tahun ini tetap akan ada di atas kuota yang telah ditetapkan. Sehingga, pemerintah masih harus menanggung pembengkakan anggaran subsidi BBM. "(anggaran BBM) Masih di atas Rp 220 triliun. Angka pastinya masih dihitung, karena kita akan melihat pergerakan ICP, dan kurs. Tapi intinya masih lebih tinggi dari apa yang ada di dalam dokumen APBN," jelas Anny baru-baru ini.Pembengkakan anggaran ini tentu saja bakal memperlebar defisit anggaran. Apalagi saat ini penerimaan negara masih belum baik karena pengaruh dari kondisi eksternal yang memburuk. Sehingga, pemerintah memperkirakan defisit anggaran tahun ini bakal melebar dari 1,65% dari PDB menjadi aksimal sekitar 2,4% dari PDB.Anny menambahkan, pelebaran defisit anggaran otomatis bajal berdampak pada perubahan jumlah penerbitan SBN netto tahun ini. Namun, Anny belum mau merinci berapa besar penambahan penarikan SBN. "Berapa besarnya kami belum bicarakan, karena kami masih membahas posturnya dan bagaimana program penghematan BBM dilakukan," tuturnya.Robert juga masih belum mau membeberkan berapa besar perkiraan penambahan penarikan pembiayaan pemerintah tahun ini. "Masih kita pelajari," katanya.Catatan saja, dalam APBN 2013 pemerintah menetapkan defisit APBN sebesar 1,65% dari PDB atau Rp 153,3 triliun. Pembiayaan defisit anggaran ini melalui pembiayaan utang dan non utang. untuk menambal defisit APBN pada tahun 2013 pemerintah berencana menerbitkan SBN bruto sebesar Rp 281,77 triliun. Secara netto, penerbitan SBN sebesar Rp 180,4 triliun.Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Defisit APBN melebar, pemerintah akan genjot SBN
JAKARTA. Anggaran subsidi Bahan Bakar Minyak (BBM) yang membengkak membuat defisit anggaran melebar. Sekalipun ada penghematan BBM bersubsidi, kemungkinan defisit anggaran akan melebar di atas 2% dari PDB. Nah, untuk menambal defisit ini dibutuhkan tambahan pembiayaan yang salah satunya akan diperoleh dari penerbitan Surat Berharga Negara (SBN).Pejabat sementara (Pjs) Direktur Jenderal Pengelolaan Utang Kementerian Keuangan Robert Pakpahan mengungkapkan jika dalam APBNP terjadi perubahan defisit anggaran, maka jumlah penarikan pembiayaan akan berubah. Nah, "SBN domestik menjadi andalan (sumber pembiayaan). Tapi kalau yang dibutuhkan banyak, terpaksa akan disebar (ke instrumen lain)," ujarnya Rabu (24/4).Robert bilang, jika kebutuhan tambahan pembiayaan cukup besar, maka pemerintah akan menyebar sumber penarikan pembiayaan. Selain menerbitkan SBN domestik, kata Robert pihaknya juga akan mengkaji alternatif pembiayaan lain seperti penerbitan obligas global (global bonds) maupun penerbitan obligasi ritel Indonesia (ORI). Seperti diketahui, pada awal April 2013 lalu pemerintah telah menerbitkan global bonds senilai US$ 3 miliar. Rinciannya, US$ 1,5 miliar global bonds bertenor 10 tahun dan US$ 1,5 miliar bertenor 30 tahun.Selain itu, pada semester II nanti pemerintah juga akan menerbitkan sukuk global. Robert belum bisa memastikan apakah penarikan sukuk global nanti akan lebih besar atau lebih kecil dari penarikan pembiayaan melalui global bonds. Sebelumnya, Wakil Menteri Keuangan Anny Ratnawati menjelaskan meski pemerintah melakukan pengendalian BBM bersubsidi, namun konsumsi BBM bersubsidi tahun ini tetap akan ada di atas kuota yang telah ditetapkan. Sehingga, pemerintah masih harus menanggung pembengkakan anggaran subsidi BBM. "(anggaran BBM) Masih di atas Rp 220 triliun. Angka pastinya masih dihitung, karena kita akan melihat pergerakan ICP, dan kurs. Tapi intinya masih lebih tinggi dari apa yang ada di dalam dokumen APBN," jelas Anny baru-baru ini.Pembengkakan anggaran ini tentu saja bakal memperlebar defisit anggaran. Apalagi saat ini penerimaan negara masih belum baik karena pengaruh dari kondisi eksternal yang memburuk. Sehingga, pemerintah memperkirakan defisit anggaran tahun ini bakal melebar dari 1,65% dari PDB menjadi aksimal sekitar 2,4% dari PDB.Anny menambahkan, pelebaran defisit anggaran otomatis bajal berdampak pada perubahan jumlah penerbitan SBN netto tahun ini. Namun, Anny belum mau merinci berapa besar penambahan penarikan SBN. "Berapa besarnya kami belum bicarakan, karena kami masih membahas posturnya dan bagaimana program penghematan BBM dilakukan," tuturnya.Robert juga masih belum mau membeberkan berapa besar perkiraan penambahan penarikan pembiayaan pemerintah tahun ini. "Masih kita pelajari," katanya.Catatan saja, dalam APBN 2013 pemerintah menetapkan defisit APBN sebesar 1,65% dari PDB atau Rp 153,3 triliun. Pembiayaan defisit anggaran ini melalui pembiayaan utang dan non utang. untuk menambal defisit APBN pada tahun 2013 pemerintah berencana menerbitkan SBN bruto sebesar Rp 281,77 triliun. Secara netto, penerbitan SBN sebesar Rp 180,4 triliun.Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News