JAKARTA. Pemerintah akan kembali menaikkan defisit Anggaran Penerimaan dan Belanja Negara Perubahan (APBN-P) tahun 2016. Penambahan defisit alias utang pemerintah pada tahun ini sebesar 0,2% dari Produk Domestik Bruto (PDB) dilakukan seiring makin besarnya selisih target penerimaan negara dari realisasinya (shortfall). Dengan kenaikan defisit 0,2% dari PDB, maka total defisit APBN-P 2016 akan mencapai 2,7%. Sebelumnya dalam APBN-P 2016 yang disepakati pemerintah dan DPR, target defisit dipatok 0,35% dari PDB. Jumlah itu kemudian direvisi menjadi 3,5% dari PDB dengan asumsi ada shortfall penerimaan pajak sebesar Rp 219 triliun. Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan, potensi pelebaran defisit 0,2% pada tahun ini terjadi berdasarkan beberapa perhitungan. Pertama, realisasi pembayaran cost recovery sumber daya migas sampai Juli 2016 yang sudah mencapai US$ 6,5 miliar atau mendekati pagu yang dianggarkan US$ 8 miliar.
Defisit APBN-P 2016 naik jadi 2,7%
JAKARTA. Pemerintah akan kembali menaikkan defisit Anggaran Penerimaan dan Belanja Negara Perubahan (APBN-P) tahun 2016. Penambahan defisit alias utang pemerintah pada tahun ini sebesar 0,2% dari Produk Domestik Bruto (PDB) dilakukan seiring makin besarnya selisih target penerimaan negara dari realisasinya (shortfall). Dengan kenaikan defisit 0,2% dari PDB, maka total defisit APBN-P 2016 akan mencapai 2,7%. Sebelumnya dalam APBN-P 2016 yang disepakati pemerintah dan DPR, target defisit dipatok 0,35% dari PDB. Jumlah itu kemudian direvisi menjadi 3,5% dari PDB dengan asumsi ada shortfall penerimaan pajak sebesar Rp 219 triliun. Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan, potensi pelebaran defisit 0,2% pada tahun ini terjadi berdasarkan beberapa perhitungan. Pertama, realisasi pembayaran cost recovery sumber daya migas sampai Juli 2016 yang sudah mencapai US$ 6,5 miliar atau mendekati pagu yang dianggarkan US$ 8 miliar.