BEIJING. China melaporkan defisit tak terduga per Februari 2011 mencapai US$ 7,3 miliar. Angka ini merupakan rekor tertinggi sejak tujuh tahun, kegiatan ekspor impor disinyalir sedikit mengalami gangguan setelah perayaan Imlek.Data ekspor hanya naik 2,4% secara year on year (YoY) yang merupakan laju terendah sejak November 2009, sedangkan impor naik sebesar 19,4%.Yuan langsung tertekan setelah China mengumumkan data ini. Yuan turun 0,2% ke 6,5737 terhadap dollar AS per 11:11. Beijing mendapat tekanan internasional untuk memperkuat mata uangnya agar ekonomi global tetap seimbang.Menteri Perdagangan Chen Deming mengatakan, defisit tersebut memang di luar dugaan. Estimasi median yang disurvei Bloomberg News dari 21 ekonom menyatakan defisit tersebut melampaui hitungan mereka.Ekonom menggabungkan data China selama dua bulan pertama tahun ini untuk menghilangkan distorsi yang disebabkan oleh liburan tahunan. Atas dasar itu, bangsa ini seharusnya mengalami defisit sekitar US$ 890 juta. Padahal pada periode yang sama tahun lalu, China justru mengalami surplus US$ 22 miliar. Tingginya harga komoditas mendorong impor selama periode tersebut.
Defisit China rekor selama tujuh tahun terakhir di US$ 7,3 miliar
BEIJING. China melaporkan defisit tak terduga per Februari 2011 mencapai US$ 7,3 miliar. Angka ini merupakan rekor tertinggi sejak tujuh tahun, kegiatan ekspor impor disinyalir sedikit mengalami gangguan setelah perayaan Imlek.Data ekspor hanya naik 2,4% secara year on year (YoY) yang merupakan laju terendah sejak November 2009, sedangkan impor naik sebesar 19,4%.Yuan langsung tertekan setelah China mengumumkan data ini. Yuan turun 0,2% ke 6,5737 terhadap dollar AS per 11:11. Beijing mendapat tekanan internasional untuk memperkuat mata uangnya agar ekonomi global tetap seimbang.Menteri Perdagangan Chen Deming mengatakan, defisit tersebut memang di luar dugaan. Estimasi median yang disurvei Bloomberg News dari 21 ekonom menyatakan defisit tersebut melampaui hitungan mereka.Ekonom menggabungkan data China selama dua bulan pertama tahun ini untuk menghilangkan distorsi yang disebabkan oleh liburan tahunan. Atas dasar itu, bangsa ini seharusnya mengalami defisit sekitar US$ 890 juta. Padahal pada periode yang sama tahun lalu, China justru mengalami surplus US$ 22 miliar. Tingginya harga komoditas mendorong impor selama periode tersebut.