JAKARTA. Meski neraca perdagangan Indonesia dengan China masih mengalami defisit, tapi angka defisit perdagangan dengan China semakin menyempit. Jika tren ini terus berlanjut, Badan Pusat Statistik (BPS) optimistis pada akhir tahun ini Indonesia bisa mengalami surplus perdagangan dengan China. Berdasarkan data BPS, selama Januari - Juni 2011 defisit perdagangan Indonesia dengan China mencapai US$ 3,1 miliar. Artinya, rata-rata defisit per bulan sekitar US$ 500 juta. Di bulan Juni, defisit perdagangan dengan China hanya sekitar US$ 365,2 juta. "Jadi kesimpulannya, neraca perdagangan Indonesia dengan China memang masih defisit, tapi semakin kecil," jelas Kepala BPS Rusman Heriawan, Senin (1/8). BPS yakin defisit neraca perdagangan dengan China terus mengecil. Keyakinan BPS ini didukung oleh pola kinerja ekspor Indonesia ke China dalam dua bulan terakhir. Ekspor ke China lebih cepat ketimbang laju impor dari China. "Kalau polanya dipertahankan seperti ini, posisi perdagangan dengan China bisa saja surplus di akhir tahun ini. Ini tidak mustahil," kata Rusman.
Defisit dagang dengan China berlanjut, tapi kian menipis
JAKARTA. Meski neraca perdagangan Indonesia dengan China masih mengalami defisit, tapi angka defisit perdagangan dengan China semakin menyempit. Jika tren ini terus berlanjut, Badan Pusat Statistik (BPS) optimistis pada akhir tahun ini Indonesia bisa mengalami surplus perdagangan dengan China. Berdasarkan data BPS, selama Januari - Juni 2011 defisit perdagangan Indonesia dengan China mencapai US$ 3,1 miliar. Artinya, rata-rata defisit per bulan sekitar US$ 500 juta. Di bulan Juni, defisit perdagangan dengan China hanya sekitar US$ 365,2 juta. "Jadi kesimpulannya, neraca perdagangan Indonesia dengan China memang masih defisit, tapi semakin kecil," jelas Kepala BPS Rusman Heriawan, Senin (1/8). BPS yakin defisit neraca perdagangan dengan China terus mengecil. Keyakinan BPS ini didukung oleh pola kinerja ekspor Indonesia ke China dalam dua bulan terakhir. Ekspor ke China lebih cepat ketimbang laju impor dari China. "Kalau polanya dipertahankan seperti ini, posisi perdagangan dengan China bisa saja surplus di akhir tahun ini. Ini tidak mustahil," kata Rusman.