KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kementerian Keuangan (Kemkeu) mencatat keseimbangan primer dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2018 per akhir Maret defisit sebesar Rp 17,3 triliun. Meski masih defisit, persentasenya turun dari 55,3% periode yang sama tahun lalu yang sebesar Rp 38,7 triliun. Keseimbangan primer ini artinya penerimaan negara dikurangi belanja, di luar pembayaran bunga utang. Jika nilainya defisit, pemerintah masih membayar bunga utang dari penarikan utang yang dilakukan. Ekonom Maybank Juniman mengatakan, penurunan dari defisit keseimbangan primer ini merupakan sebuah kemajuan. Setelah pada 2014 defisit keseimbangan primer sebesar Rp 93,3 triliun dan pada 2015 meningkat menjadi Rp 142,5 triliun.
Defisit keseimbangan primer turun, penerimaan negara masih perlu digenjot
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kementerian Keuangan (Kemkeu) mencatat keseimbangan primer dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2018 per akhir Maret defisit sebesar Rp 17,3 triliun. Meski masih defisit, persentasenya turun dari 55,3% periode yang sama tahun lalu yang sebesar Rp 38,7 triliun. Keseimbangan primer ini artinya penerimaan negara dikurangi belanja, di luar pembayaran bunga utang. Jika nilainya defisit, pemerintah masih membayar bunga utang dari penarikan utang yang dilakukan. Ekonom Maybank Juniman mengatakan, penurunan dari defisit keseimbangan primer ini merupakan sebuah kemajuan. Setelah pada 2014 defisit keseimbangan primer sebesar Rp 93,3 triliun dan pada 2015 meningkat menjadi Rp 142,5 triliun.