Jakarta. Kementerian Keuangan (Kemkeu) berencana melebarkan defisit anggaran dalam revisi Anggaan Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2016 yang rencananya diajukan Mei atau Juni mendatang. Rencananya, defisit tersebut akan dilebarkan hingga 2,5% dari produk domestik bruto (PDB). Kepala Badan Kebijakan Fiskal (BKF) Kemkeu Suahasil Nazara mengatakan, pelebaran defisit tersebut merupakan dampak risiko fiskal yang timbul atas kondisi tahun lalu, yaitu realisasi penerimaan pajak mengalami shortfall. Tak hanya itu, kondisi tahun ini juga kembali memunculkan risiko fiskal, yaitu harga minyak mentah yang lebih rendah dibandingkan dengan yang diasumsikan pemerintah dalam APBN 2016 sebesar US$ 50 per barel.
Defisit melebar, pembiayaan naik Rp 46 triliun
Jakarta. Kementerian Keuangan (Kemkeu) berencana melebarkan defisit anggaran dalam revisi Anggaan Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2016 yang rencananya diajukan Mei atau Juni mendatang. Rencananya, defisit tersebut akan dilebarkan hingga 2,5% dari produk domestik bruto (PDB). Kepala Badan Kebijakan Fiskal (BKF) Kemkeu Suahasil Nazara mengatakan, pelebaran defisit tersebut merupakan dampak risiko fiskal yang timbul atas kondisi tahun lalu, yaitu realisasi penerimaan pajak mengalami shortfall. Tak hanya itu, kondisi tahun ini juga kembali memunculkan risiko fiskal, yaitu harga minyak mentah yang lebih rendah dibandingkan dengan yang diasumsikan pemerintah dalam APBN 2016 sebesar US$ 50 per barel.