Defisit membengkak, yen masih bertahan



JAKARTA. Yen menguat, meski defisit neraca berjalan Jepang pada akhir tahun lalu melebar. JPY mampu bertahan, karena data produksi manufaktur Prancis dan Italia melambat.  Mengutip Bloomberg, Senin (10/2) pukul 19.00 WIB, yen menguat  0,15% versus USD ke level 102,15. Lalu, JPY juga naik 0,19% terhadap EUR menjadi 139,26. Yen juga terapresiasi 0,50% terhadap AUD ke level 91,19. Departemen Keuangan Jepang mengumumkan defisit neraca berjalan per Desember 2013 mencapai 638.600.000.000 yen,  melampaui bulan November, 592.800.000.000 yen. Menteri Ekonomi Jepang Akira Amari mengatakan, defisit perdagangan berasal dari faktor konsumsi domestik yang kuat, dan pelemahan ekonomi di negara tujuan ekspor.Zulfirman Basir, Senior Researcher and Analyst PT Monex Investindo Futures menyebut, yen sempat melemah pasca pengumuman defisit neraca berjalan. Apalagi, tingkat kepercayaan konsumen Jepang per Januari di level 40,5, lebih rendah dibanding Desember 2013, yakni 41,3.Namun, seiring positifnya pergerakan bursa Asia, yen berbalik menguat tipis terhadap USD. "Tampaknya investor lebih merespon sentimen dari bursa regional dibanding data ekonomi Jepang," ujarnya. Lanjut Zulfirman, ke depan, gerak pasangan USD/JPY akan bergantung pidato perdana dari Gubernur Bank Sentral AS, Janet Yellen, yang akan mengumumkan arah kebijakan.Managing Partner PT Investa Saran Mandiri, Kiswoyo Adi Joe menilai, meskipun EUR sedang melemah terhadap JPY, namun ke depan berpeluang menguat. Sebab, kebijakan moneter Jepang sengaja memposisikan yen melemah. Euro melemah disinyalir imbas data produksi industri Prancis per Desember 2013 yang minus 0,3%, setelah naik 1,2% pada November 2013.Adapun, analis PT Harvest International Futures, Tonny Mariano melihat, pelemahan AUD/JPY disebabkan aksi profit taking. Sebelumnya, AUD/JPY sempat menguat selama empat hari. Ke depan, pasangan AUD/JPY masih rawan koreksi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Editor: Dupla Kartini