Defisit neraca dagang akan berlanjut hingga Juni?



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Terbatasnya kinerja ekspor di Mei 2018, diperkirakan masih akan berlanjut hingga Juni tahun ini. Apalagi, bulan Juni bertepatan dengan libur panjang Lebaran.

Ekonom Institute Development of Economic and Finance (Indef) Bhima Yudhistira Adhinegara mengatakan, adanya libur panjang Lebaran menghambat aktivitas ekspor lantaran produksi industri menurun. Di saat yang bersamaan, permintaan impor diperkirakan masih tinggi.

Menurut Bhima, libur Lebaran diperkirakan akan menahan impor bahan baku dan barang modal. "Tapi impor barang konsumsi kelihatannya masih growth," kata dia kepada Kontan.co.id, Minggu (24/6). 


Namun Bhima tak menyebut berapa defisit neraca dagang yang diperkirakan.

Yang jelas, perang dagang antara Amerika Serikat (AS) bisa memukul ekspor produk unggulan seperti CPO dan karet. Jika neraca perdagangan berlanjut defisit di semester kedua nanti, permintaan valas akan kembali meningkat sehingga rupiah bisa kembali terdepresiasi.

Ekonom Bank Central Asia (BCA) David Sumual juga memperkirakan kinerja ekspor akan terbatas di Juni tahun ini sejalan dengan panjangnya libur Lebaran yang akan mempengaruhi produksi dan pengiriman. Oleh karena itu, David memperkirakan volume ekspor akan menurun.

Namun demikian, libur Lebaran juga bisa membatasi kinerja impor. Makanya David memperkirakan, "Neraca perdagangan Juni belum tentu defisit. Tapi ekspornya mungkin menurun," tambah dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Herlina Kartika Dewi