Defisit neraca dagang menekan rupiah



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Defisit neraca perdagangan pada periode April 2019 membuat rupiah terpuruk terhadap dollar AS di tengah persoalan perang dagang AS dan China yang belum kunjung selesai.

Mengutip Bloomberg di pasar spot, Rabu (15/05), rupiah tercatat melemah 0,20% ke Rp 14.463 per dollar AS. Sementara, di Jakarta Interbank spot dollar rate (Jisdor) pada Bank Indonesia, rupiah melemah 0,03% ke Rp 14.448 per dollar AS.

Analis Asia Trade Point Futures Deddy Yusuf Siregar mengatakan apa yang dikhawatirkan oleh pelaku pasar mengenai rilis neraca dagang justru terjadi. Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat neraca perdagangan pada periode April 2019, defisit US$ 2,5 miliar. Angka tersebut anjlok dibanding neraca perdagangan Maret yang surplus US$ 540,2 juta dan merupakan defisit terbesar sepanjang sejarah.


"Kondisi memburuknya fundamental dalam negeri dan terpaan negatif dari perang dagang, semakin meyakinkan pelaku pasar untuk berlindung di balik dollar AS," kata Deddy, Rabu (15/5).

Apalagi, pelaku pasar semakin berhati-hati dan cenderung meninggalkan rupiah, karena situasi politik di dalam negeri masih memanas setelah pemilu.

Pukul 20.30 WIB, AS akan merilis data retail sales periode Mei 2019. Konsensus memperkirakan data tersebut naik 0,2% dari data bulan sebelumnya yang sebelumnya yang naik 1,6%. 

Deddy memproyeksikan jika data retail sales dirilis positif maka pelemahan rupiah bisa berlanjut hingga ke akhir pekan ini. Untuk perdagangan rupiah, Kamis (16/5), Deddy memproyeksikan rupiah masih cenderung melemah di rentang Rp 14.430 per dollar AS hingga Rp 14.500 per dollar AS.

Senada, Analis Pasar Uang Bank Mandiri Reny Eka Putri mengatakan konflik perang dagang AS dan China yang berlarut dan defisit neraca perdagangan menjadi penyebab rupiah melemah.

Hingga kuartal II-2019, Reny memproyeksikan rupiah masih dalam tren melemah karena rencana diskusi antara Presiden AS, Donald Trump dan Presiden China, Xi Jinping akan dilangsungkan Juni mendatang.

"Kondisi trade war masih jadi perhatian pelaku pasar, gejolak geopolitik membuat dollar AS sebagai aset safe haven jadi besar permintaanya," kata Reny.

Untuk perdagangan besok, Reny memproyeksikan rupiah bergerak melemah di rentang Rp 14.400 per dollar AS hingga Rp 14.495 per dollar AS.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Herlina Kartika Dewi