Defisit neraca perdagangan AS terendah sejak 2009



WASHINGTON. Defisit neraca perdagangan Amerika Serikat (AS) makin langsing. Defisit di tahun 2013, tercatat US$ 471,5 miliar, turun 11,8% dibanding tahun sebelumnya yang mencapai US$ 534,7 miliar.Rinciannya, AS mengekspor barang dan jasa senilai US$ 2,27 triliun. Sedangkan impor tercatat US$ 2,74 triliun. Defisit perdagangan tahun lalu juga merupakan yang terendah sejak tahun 2009, menurut Departemen Perdagangan AS, Kamis (6/1).Penguatan ekspor dan penurunan impor energi menjadi salah satu penggerak utama neraca perdagangan tahun lalu. Ekspor minyak dan gas alam naik 11% menjadi US$ 137 miliar. Sementara impor tercatat senilai US$ 369,3 miliar setelah turun dengan besaran yang sama.Neraca DesemberMeski penurunan defisit sepanjang tahun membawa kabar baik, kondisi neraca perdagangan Desember tak begitu menggembirakan. Eskpor sepanjang bulan Desember turun 2% dibanding bulan sebelumnya menjadi US$ 191,3 miliar. Di sisi lain, impor naik menjadi US$ 230 miliar, terutama dipicu permintaan barang konsumer. Alhasil, sepanjang desember, defisit neraca perdagangan makin lebar menjadi US$ 38,7 miliar, berbanding US$ 34,6 miliar di bulan November.Defisit Desember dipicu hasil mengecewakan di sektor manufaktur, penjualan mobil dan rumah. Ini membuat khawatir pasar, pertumbuhan AS kuartal IV-2013 tak akan mencapai target pemerintah 3,2%. Analis yang dihimpun LA Times memperkirakan, target tersebut lebih rendah 0,5%. Proyeksi 2014

Secara keseluruhan, permintaan ekspor dari negara berkembang mengalami penurunan, terutama dari China yang sedang mengalami pelambatan ekonomi. Namun, permintaan dari Eropa yang ekonominya mulai pulih atau Jepang diperkirakan tak banyak membantu. "Rebound ekonomi di Eropa dan Jepang kemungkinan tidak bisa melampaui pelambatan yang terjadi di negara berkembang," kata Michael Dolega, Ekonom dari TD Bank.

Tapi tetap ada harapan AS kembali menyusutkan defisit neraca perdagangan di tahun ini. "Defisit perdagangan akan berlanjut mengecil sedikit di tahun ini, terutama karena penyusutan defisit perdagangan minyak," kata Ryan Wang, Ekonom HSBC Securities USA Inc di New York.


Editor: Sanny Cicilia