Defisit neraca perdagangan jasa menjadi penyebab melebarnya CAD



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Defisit pada neraca perdagangan jasa kembali menjadi salah satu penyebab pelebaran defisit neraca transaksi berjalan alias current account deficit (CAD). Laporan Bank Indonesia yang dirilis Jumat (9/11) lalu mencatat, defisit transaksi berjalan Indonesia sepanjang kuartal-III 2018 naik menjadi US$ 8,8 miliar atau setara 3,37% dari produk domestik bruto (PDB).

Ekspor jasa sepanjang kuartal III-2018 mencapau US$ US$ 7,53 miliar. Sementara, impor jasa tercatat lebih besar yakni US$ 9,74 miliar. Lantas, neraca perdagangan jasa pun mengalami defisit sebesar US$ 2,22 miliar, naik dari defisit US$ 1,86 miliar pada kuartal sebelumnya.

Jasa transportasi menjadi komponen penyumbang defisit neraca jasa terbesar seiring lebih tingginya jumlahkunjungan wisatawan nasional (wisnas) ke luar negeri, antara lain dalam rangka pelaksanaan ibadah haji, dan meningkatnya pembayaran jasa freight seiring dengan meningkatnya impor barang.


Pada kuartal-III 2018, jasa transportasi mencatat defisit sebesar US$ 2,42, atau naik dari US$ 2,07 miliar pada kuartal sebelumnya. Defisit transportasi barang menjadi yang paling besar yakni mencapai US$ 1,85 miliar, naik dari kuartal sebelumnya sebesar US$ 1,64 miliar.

"Neraca perdagangan jasa memang selau menjadi penyumbang defisit, hal ini disebabkan transportasi ekspor dan impor yang berasal dari luar negeri," ujar Muhammad Faisal, Ekonom Center of Reform on Economics (Core) Indonesia, Minggu (11/11).

"Kita masih belum punya transportasi, pelabuhan, serta standardisasi SDM (sumber daya manusia) yang memadai," lanjutnya.

Head of Economic & Research UOB Indonesia Enrico Tanuwidjaja juga menilai, neraca perdagangan jasa Indonesia masih dibebani oleh pembayaran pengantaran barang menggunakan kapal-kapal asing.

"Defisit neraca jasa ini bukan hal baru. Ini masalah kapasitas yang tidak bisa diselesaikan dalam jangka waktu pendek," kata Enrico.

Sementara, Ekonom Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Bhima Yudhistira, menilai, peningkatan defisit neraca pedagangan jasa juga disebabkan oleh pertumbuhan wisatawan mancanegara (wisman) yang tak sesuai ekspektasi.

Dalam laporan BI, transaksi jasa perjalanan di sepanjang kuartal III-2018 sejatinya mengalami surplus US$ 1,3 miliar. "Tapi ternyata adanya event Asian Games kemarin belum mampu menciptakan efek pertumbuhan kunjungan wisman yang cukup besar," kata Bhima, Jumat (9/11)

Hal tersebut menurut Bhima, bisa jadi juga disebabkan oleh adanya peristiwa force majeur yakni bencana alam yang terjadi di beberapa tempat sekaligus di Indonesia belakangan ini. "Itu yang membuat jumlah wisman overall pertumbuhannya tidak terlalu tinggi meski sudah didorong acara seperti Asian Games," tambahnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Herlina Kartika Dewi