JAKARTA. Pergerakan rupiah terlihat menguat pada pembukaan pagi terhadap dollar AS. Penguatan mata uang garuda tersebut sejalan dengan pergerakan rebound Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pagi ini (6/8). Pada pukul 09.51 WIB, pasangan (IDR/USD) menguat tipis di posisi 9.468 dari 9.470 pada akhir pekan lalu (3/8). Pengamat valas Universitas Ma Chung Malang, Mohammad Doddy Ariefianto memprediksi, penguatan rupiah masih tertahan terhadap dollar AS dengan range pergerakan di kisaran 9.450-9.480.Menurut Doddy, salah satu hal yang menjadi kendala bagi pergerakan rupiah adalah laporan defisit neraca perdangan kuartal kedua yang cukup tinggi. Laporan neraca perdagangan kuartal dua melaporkan Indonesia defisit US$ 1,3 miliar. "Angka tersebut termasuk tertinggi jika dibandingkan bulan-bulan sebelumnya," ujarnya.Dia bilang, penurunan ekspor tersebut nantinya akan berpengaruh terhadap pengurangan input di semester kedua dan juga memengaruhi terhadap pertumbuhan ekonomi. Sekedar mengingatkan, hari ini akan rilis data GDP Indonesia kuartal kedua yang diprediksi akan turun dibanding periode sebelumnya.Doddy mengamati, kondisi perlambatan ekonomi global juga menggiring investor untuk kembali berburu dollar AS. "Sepertinya, BI pun membiarkan rupiah bergerak mengikuti pasar dan belum ada pengumuman kebijakan yang langsung berkaitan dengan pergerakan valas," jelas Doddy. Dia bilang, investor sebaiknya mengamati hasil -hasil Rapat Dewan Gubernur (GDB) BI tanggal 9 Agustus nanti, walaupun sepertinya tidak ada perubahan untuk tingkat suku bunga.Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Defisit neraca perdagangan menyebabkan rupiah loyo
JAKARTA. Pergerakan rupiah terlihat menguat pada pembukaan pagi terhadap dollar AS. Penguatan mata uang garuda tersebut sejalan dengan pergerakan rebound Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pagi ini (6/8). Pada pukul 09.51 WIB, pasangan (IDR/USD) menguat tipis di posisi 9.468 dari 9.470 pada akhir pekan lalu (3/8). Pengamat valas Universitas Ma Chung Malang, Mohammad Doddy Ariefianto memprediksi, penguatan rupiah masih tertahan terhadap dollar AS dengan range pergerakan di kisaran 9.450-9.480.Menurut Doddy, salah satu hal yang menjadi kendala bagi pergerakan rupiah adalah laporan defisit neraca perdangan kuartal kedua yang cukup tinggi. Laporan neraca perdagangan kuartal dua melaporkan Indonesia defisit US$ 1,3 miliar. "Angka tersebut termasuk tertinggi jika dibandingkan bulan-bulan sebelumnya," ujarnya.Dia bilang, penurunan ekspor tersebut nantinya akan berpengaruh terhadap pengurangan input di semester kedua dan juga memengaruhi terhadap pertumbuhan ekonomi. Sekedar mengingatkan, hari ini akan rilis data GDP Indonesia kuartal kedua yang diprediksi akan turun dibanding periode sebelumnya.Doddy mengamati, kondisi perlambatan ekonomi global juga menggiring investor untuk kembali berburu dollar AS. "Sepertinya, BI pun membiarkan rupiah bergerak mengikuti pasar dan belum ada pengumuman kebijakan yang langsung berkaitan dengan pergerakan valas," jelas Doddy. Dia bilang, investor sebaiknya mengamati hasil -hasil Rapat Dewan Gubernur (GDB) BI tanggal 9 Agustus nanti, walaupun sepertinya tidak ada perubahan untuk tingkat suku bunga.Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News