Defisit pasokan melambungkan harga tembaga



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Defisit pasokan yang masih berlanjut di kuartal ketiga rupanya masih mengopang penguatan harga tembaga. Gangguan produksi pada tambang Escondida di Cile dan tambang Grasberg di Indonesia ternyata mampu menguatkan harga logam industri tersebut hingga 9,36%.

Jika dilihat sejak awal tahun, laju penguatan harga tembaga tercatat sudah mencapai 17,3%. Andri Hardianto, Analis PT Asia Tradepoint Futures melihat, dalam tiga bulan terakhir, penurunan pasokan di dua tambang tembaga terbesar di Cile dan Indonesia memang menjadi salah satu katalis positif.

Meski isu defisit ini sempat teredam, aksi pemogokan kerap kembali muncul dan mendorong penguatan harga. "Ditambah lagi China juga hendak menerapkan larangan impor tembaga daur ulang. Kalau ini diterapkan maka akhirnya mereka hanya mau menerima tembaga hasil pemurnian saja," kata Andri, Selasa (3/10).


Angin segar dari China tersebut sempat membawa harga tembaga menyentuh level tertingginya dalam tiga tahun pada 4 September lalu, di level US$ 6.917 per metrik ton. Namun di pengujung September, harganya justru berangsur-angsur melemah karena memburuknya kondisi ekonomi China. "Pascapemangkasan rating oleh S&P dan melambatnya manufaktur China, harganya sulit beranjak naik,” imbuhnya.

Mengutip Bloomberg, harga tembaga kontrak pengiriman tiga bulan di London Metal Exchange pada penutupan perdagangan Senin (2/10) tercatat menguat 0,19% dibanding sehari sebelumnya. Sedangkan dalam sepekan terakhir, harga tembaga menguat 0,67%.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Wahyu T.Rahmawati