JAKARTA. Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mengklaim premi reasuransi yang biasanya terbang ke luar negeri mulai ditekan. Tren ini diprediksi kembali terjadi di 2017.Kepala Eksekutif Pengawas Industri Keuangan Non Bank OJK Firdaus Djaelani mengatakan, tahun lalu penempatan premi reasuransi ke reasuradur asing mencapai Rp 8,99 triliun. Jumlah ini turun 41,45% secara tahuan.Dus, angka defisit transaksi reasuransi ke luar negeri pun menurun. Yakni dari Rp 10 triliun dalam beberapa tahun lalu menjadi Rp 4,1 triliun per akhir tahun lalu.
Penurunan ini tak lepas dari aturan OJK agar pemain asuransi lokal memprioritaskan reasuradur lokal dalam mengalihkan risiko. Ini membuat penanggung mereasuransikan risiko ke mitra lokal. Potensi premi Firdaus mengakui sulit bisa menahan semua premi reasuransi di dalam negeri. Pasalnya, ada sejumlah jenis pertanggungan rumit dan bernilai besar membutuhkan dukungan reasuransi asing. "Tapi akan kami coba kurangi dan meningkatkan kemampuan dalam negeri," kata dia. Tahun ini, Firdaus memprediksikan, premi reasurnasi yang dialihkan ke luar negeri bisa turun 50%. Ada beberapa faktor yang mendukung. Diantaranya banyak perusahaan asuransi jiwa yang kontraknya dengan reasuradur asing habis di tahun ini. Kesempatan ini bisa diambil pemain reasuransi domestik. Potensi lain adalah pertumbuhan bisnis asuransi. Pertumbuhan ekonomi yang diramal positif, bisa mengangkat kinerja perusahaan asuransi. Pertumbuhan bisnis reasuransi pun, punya kesempatan menggenjot bisnis.
Frans Sahusilawane Direktur Utama PT Reasuransi Indonesia Utama (Indonesia Re) mengatakan, dalam dua tahun ke belakang, premi perusahaan reasuransi dalam negeri tumbuh Rp 7 triliun. Premi Indonesia Re sendiri pada 2016 tumbuh 50% menjadi Rp 4,7 triliun. Tahun ini, Frans yakin Indonesia Re bisa mengantongi premi minimal Rp 6 triliun. Selain mengincar bisnis di dalam negeri, Indonesia Re menilik peluang premi reasuransi luar negeri. Tahun lalu, perusahaan ini mengantongi premi Rp 40 miliar dari luar negeri. "Tahun ini kami harapkan menjadi Rp 100 miliar dengan menjalin banyak mitra asing," kata dia. PT Maskapai Reasuransi Indonesia (Marein) pun berharap dua tahun ke depan pertumbuhan premi reasuransi tumbuh pesat. Direktur Marein Yanto Wibisono menilai potensi besar ada di segmen reasuransi jiwa dan non life yang berkontribusi 35%. "Kami pilih-pilih juga. Kalau pertanggungan rumit seperti di oil and gas mungkin belum akan masuk," ujar dia. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Rizki Caturini