KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Bank Indonesia mencatat, transaksi berjalan mengalami defisit US$ 2,2 miliar atau 0,6% dari Produk domestik bruto (PDB). Angka ini lebih tinggi dibandingkan dengan kuartal IV-2023 yang mengalami defisit US$ 1,1 miliar atau 0,3% dari PDB. Asisten Gubernur Bank Indonesia, Erwin Haryono mengatakan, perkembangan neraca transaksi tersebut terutama bersumber dari moderasi surplus neraca perdagangan barang seiring dengan perlambatan ekonomi global dan harga komoditas ekspor yang masih belum kuat, sehingga berdampak pada penurunan ekspor pada periode tersebut. "Defisit neraca pendapatan primer juga sedikit melebar yang disebabkan oleh peningkatan pembayaran bunga atau kupon investasi terhadap investor non resident sejalan dengan masih tingginya tingkat suku bunga global," kata Erwin dalam keterangannya, Senin (20/5).
Defisit Transaksi Berjalan Indonesia Capai US$ 2,2 Miliar di Kuartal I-2024
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Bank Indonesia mencatat, transaksi berjalan mengalami defisit US$ 2,2 miliar atau 0,6% dari Produk domestik bruto (PDB). Angka ini lebih tinggi dibandingkan dengan kuartal IV-2023 yang mengalami defisit US$ 1,1 miliar atau 0,3% dari PDB. Asisten Gubernur Bank Indonesia, Erwin Haryono mengatakan, perkembangan neraca transaksi tersebut terutama bersumber dari moderasi surplus neraca perdagangan barang seiring dengan perlambatan ekonomi global dan harga komoditas ekspor yang masih belum kuat, sehingga berdampak pada penurunan ekspor pada periode tersebut. "Defisit neraca pendapatan primer juga sedikit melebar yang disebabkan oleh peningkatan pembayaran bunga atau kupon investasi terhadap investor non resident sejalan dengan masih tingginya tingkat suku bunga global," kata Erwin dalam keterangannya, Senin (20/5).