Defisit transaksi berjalan Q3 diperkirakan melebar



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Besarnya surplus neraca perdagangan belum serta merta memperbaiki defisit transaksi berjalan (current account deficit atau CAD) pada kuartal ketiga tahun ini. Kurs rupiah yang melemah terhadap dollar Amerika Serikat (AS) diperkirakan menjadi penghambat perbaikan.

Peneliti Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Bhima Yudhistira Adhinegara memproyeksi, CAD di kuartal ketiga tahun ini mencapai 2% dari Produk Domestik Bruto (PDB).

Angka itu lebih besar dari CAD kuartal pertama 2017 yang sebesar US$ 2,4 miliar atau 0,98% dari PDB dan bahkan lebih besar dari kuartal kedua 2017 yang sebesar US$ 5 miliar atau 1,96% dari PDB.


Penyebabnya, "depresiasi kurs di akhir September dan net sell asing," kata Bhima kepada KONTAN, Jumat (20/10).

Data Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (JISDOR) menunjukkan, kurs rupiah melemah lebih dari sepekan terakhir September 2017. Di tanggal 20 September, kurs rupiah masih ada di level Rp 13.270 per dollar AS dan terus-menerus melemah ke level Rp 13.492 per dollar AS pada tanggal 29 September 2017.

Selain itu lanjut Bhima, neraca perdagangan pada periode Juli-September 2017 mencatat surplus, kecuali di Juli yang mengalami defisit US$ 270,2 juta.

Sehingga, total surplus neraca perdagangan kuartal ketiga hanya US$ 3,21 miliar, lebih rendah dibanding kuartal pertama dan kedua 2017 yang masing-masing sebesar US$ 4,09 miliar dan US$ 3,58 miliar.

Akan tetapi, Bhima memproyeksi CAD kuartal keempat membaik menjadi 1,2% dari PDB. Hal itu dipengaruhi oleh, "Neraca perdagangannya melanjutkan surplus meskipun terbatas dibanding periode Agustus-September," tambahnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Yudho Winarto