Defisit Transaksi Berjalan RI Turun Jadi US$ 900 Juta di Kuartal III 2023



KONTAN.CO.ID – JAKARTA. Bank Indonesia (BI) melaporkan neraca transaksi berjalan Indonesia pada kuartal III 2023 mencatatkan defisit US$ 900 juta atau setara dengan 0,2% dari produk domestik bruto (PDB).

Kepala Departemen Komunikasi Bank Indonesia Erwin Haryono menyampaikan, defisit transaksi berjalan tersebut jauh menurun dibandingkan dengan kuartal II 2023 yang mencapai US$ 2,2 miliar atau setara dengan 0,6% dari PDB.

“Neraca transaksi berjalan membaik ditopang perbaikan kinerja neraca perdagangan barang dan jasa yang tetap solid,” tutur Erwin melalui keterangan tertulis, Selasa (21/11).


Erwin menyampaikan, surplus neraca perdagangan nonmigas meningkat didukung oleh perbaikan permintaan beberapa komoditas ekspor, terutama besi dan baja, di tengah tren harga komoditas yang masih turun.

Baca Juga: Pemerintah Waspadai Perlambatan Ekonomi China Terhadap Kinerja Ekspor Indonesia

Sementara itu, defisit neraca perdagangan migas meningkat sejalan dengan kenaikan harga minyak dunia.

Perbaikan neraca transaksi berjalan turut ditopang oleh penurunan defisit jasa, yang didukung oleh peningkatan kunjungan wisatawan mancanegara seiring dengan pemulihan sektor pariwisata yang terus berlangsung.

Selain itu, defisit neraca pendapatan primer juga menurun sejalan dengan pembayaran imbal hasil kepada investor asing yang lebih rendah.

BI juga mencatat kinerja transaksi modal dan finansial membaik di tengah ketidakpastian pasar keuangan global yang meningkat. Transaksi modal dan finansial pada kuartal III 2023 mencatat defisit US$ 300 juta atau setara 0,1% dari PDB.

Posisi ini jauh lebih rendah dibandingkan dengan defisit US$ 4,8 miliar  atau setara 1,4% dari PDB pada kuartal sebelumnya.

Rendahnya defisit transaksi modal dan finansial ini didukung oleh berlanjutnya investasi langsung sebagai cerminan dari tetap terjaganya persepsi positif investor terhadap prospek ekonomi domestik.

Investasi lainnya juga mencatat surplus dipengaruhi oleh penarikan utang luar negeri untuk pembiayaan kegiatan usaha korporasi.

Baca Juga: Surplus Neraca Perdagangan Indonesia Cerminkan Daya Tahan di Tengah Risiko Global

Sementara itu, investasi portofolio mencatat peningkatan defisit sejalan dengan aliran modal keluar dari pasar saham dan obligasi sebagai dampak dari ketidakpastian pasar keuangan global yang meningkat di tengah aliran modal asing yang masuk ke Sekuritas Rupiah Bank Indonesia (SRBI).

Lebih lanjut, dengan perkembangan tersebut, neraca pembayaran Indonesia (NPI) pada kuartal III 2023 menunjukkan perbaikan signifikan dengan mencatat defisit US$ 1,5 miliar, lebih rendah dibandingkan dengan defisit pada kuartal sebelumnya sebesar US$ 7,4 miliar. 

Sementara itu, posisi cadangan devisa pada akhir September 2023 tercatat tetap tinggi sebesar US$ 134,9 miliar, atau setara dengan pembiayaan 6,0 bulan impor dan pembayaran utang luar negeri pemerintah, serta berada di atas standar kecukupan internasional sekitar 3 bulan impor.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Khomarul Hidayat