KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Bank Indonesia memperkirakan, defisit transaksi berjalan atau current account deficit (CAD) pada kuartal III-2017 menyusut dibandingkan kuartal sebelumnya. Penyebabnya, surplus neraca dagang tetap tinggi pada periode tersebut, serta faktor musiman berupa pembayaran dividen ke luar negeri yang sudah berlalu. Bank Indonesia (BI) memperkirakan, CAD Juli-September 2017 sebesar 1,6% dari Produk Domestik Bruto (PDB) lebih kecil dibanding tiga bulan sebelumnya yang mencapai 1,96% dari PDB atau US$ 5,2 miliar. Menyusutnya CAD menyehatkan Neraca Pembayaran Indonesia dan mendukung fundamental perekonomian nasional. Asisten Gubernur Kepala Departemen Kebijakan Ekonomi dan Moneter BI Dody Budi Waluyo mengatakan, sejak awal tahun, nilai ekspor Indonesia selalu lebih tinggi dari nilai impornya. Khususnya ekspor nonmigas. Hal itu menyebabkan neraca perdagangan yang hampir selalu mencatat surplus besar. Kecuali di Juli 2017 defisit sebesar US$ 274,4 juta. "Kalau bicara ekspor, pengaruhnya dari harga komoditi. Dampak dari harganya signifikan," kata Dody, Kamis (20/10).
Defisit transaksi berjalan susut di kuartal III
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Bank Indonesia memperkirakan, defisit transaksi berjalan atau current account deficit (CAD) pada kuartal III-2017 menyusut dibandingkan kuartal sebelumnya. Penyebabnya, surplus neraca dagang tetap tinggi pada periode tersebut, serta faktor musiman berupa pembayaran dividen ke luar negeri yang sudah berlalu. Bank Indonesia (BI) memperkirakan, CAD Juli-September 2017 sebesar 1,6% dari Produk Domestik Bruto (PDB) lebih kecil dibanding tiga bulan sebelumnya yang mencapai 1,96% dari PDB atau US$ 5,2 miliar. Menyusutnya CAD menyehatkan Neraca Pembayaran Indonesia dan mendukung fundamental perekonomian nasional. Asisten Gubernur Kepala Departemen Kebijakan Ekonomi dan Moneter BI Dody Budi Waluyo mengatakan, sejak awal tahun, nilai ekspor Indonesia selalu lebih tinggi dari nilai impornya. Khususnya ekspor nonmigas. Hal itu menyebabkan neraca perdagangan yang hampir selalu mencatat surplus besar. Kecuali di Juli 2017 defisit sebesar US$ 274,4 juta. "Kalau bicara ekspor, pengaruhnya dari harga komoditi. Dampak dari harganya signifikan," kata Dody, Kamis (20/10).