Defisit transaksi berjalan triwulan III turun 3,8%



JAKARTA. Defisit neraca transaksi berjalan akan menurun pada triwulan III. Bank Indonesia (BI) memperkirakan defisit transaksi berjalan pada triwulan III turun jadi 3,8% dari produk domestik bruto (PDB).

"Hitung-hitungannya kemarin itu (defisit transaksi berjalan triwulan III) sekitar US$ 8 miliar," ujar Deputi Gubernur BI Perry Warjiyo yang dijumpai di Gedung Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Rabu (27/8).

Perry menjelaskan ada tiga penyeba defisit transaksi berjalan turun. Pertama, dari sisi ekspor. Ekspor akan mengalami perbaikan karena ekspor konsentrat alias mineral sudah kembali aktif. 


Hitungan BI akan ada tambahan penerimaan dari ekspor konsentrat selama semester dua sebesar US$ 1,7 miliar. Kedua, aktivitas impor non migas yang menurun. Impor non migas yang menurun dipengaruhi oleh permintaan domestik yang memang menurun.

Penyebab impor non migas tinggi pada triwulan II kemarin, diakui Perry adalah faktor seasonal karena adanya lebaran. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), impor non migas pada bulan Juni sebesar US$ 12,33 miliar atau naik 11,41% dari bulan Mei US$ 11,06 miliar. 

Ketiga, repatriasi aset berkurang. Salah satu faktor yang menyebabkan defisit transaksi berjalan triwulan II sebesar US$ 9,1 miliar atau 4,27% dari PDB adalah repatriasi aset atau pembagian dividen yang besar. 

Menurut Perry, repatriasi aset berikut pembayaran utang pada triwulan III tidak akan besar. Karena itu, pihaknya optimis defisit transaksi berjalan akan turun ke 3,8% dari PDB.

Defisit tersebut, diakui Perry, akan terus turun pada triwulan IV. Hingga akhir tahun 2014 sendiri, BI perkirakan defisit transaksi berjalan akan sebesar US$ 27 miliar atau 3,2% dari PDB. Nilai ini turun dibanding defisit pada akhir tahun 2013 yang sebesar US$ 29,12 miliar atau 3,34% dari PDB.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Yudho Winarto