JAKARTA. Deflasi yang terjadi di bulan Februari cukup mengagetkan pasar. Alhasil, ekspektasi bahwa Bank Indonesia akan kembali melakukan pelonggaran moneter merebak dipicu indikator ekonomi yang adem ini. "Mengingat pernyataan BI bahwa kebijakan pelonggaran lainnya akan sangat bergantung, deflasi Februari memberi ruang pada BI untuk menurunkan lagi bunga lebih jauh menjadi 7,25% dan Fasbi 5,25%," kata tim ekonom BCA yang dikepalai David E. Sumual, dalam rilisnya, Senin (2/3). Namun, mereka mengingatkan, ada pelemahan rupiah dan risiko arus dana keluar (capital outflow) yang bisa menjadi penghambat BI melonggarkan kebijakan moneternya.
Deflasi dan harapan BI memangkas bunga
JAKARTA. Deflasi yang terjadi di bulan Februari cukup mengagetkan pasar. Alhasil, ekspektasi bahwa Bank Indonesia akan kembali melakukan pelonggaran moneter merebak dipicu indikator ekonomi yang adem ini. "Mengingat pernyataan BI bahwa kebijakan pelonggaran lainnya akan sangat bergantung, deflasi Februari memberi ruang pada BI untuk menurunkan lagi bunga lebih jauh menjadi 7,25% dan Fasbi 5,25%," kata tim ekonom BCA yang dikepalai David E. Sumual, dalam rilisnya, Senin (2/3). Namun, mereka mengingatkan, ada pelemahan rupiah dan risiko arus dana keluar (capital outflow) yang bisa menjadi penghambat BI melonggarkan kebijakan moneternya.