LONDON. Data ekonomi yang menunjukkan zona euro mengalami deflasi 0,2% pada bulan Desember lalu, menyulut spekulasi bahwa European Central Bank (ECB) kemungkinan besar mengumumkan perluasan stimulus. Presiden ECB Mario Draghi dijadwalkan mengumumkan perluasan stimulus ini pada 22 Januari mendatang. Media di Belanda Het Financieele Dagblad memberitakan, Bank sentral Eropa ini kemungkinan mengumumkan perluasan stimulus berbentuk quantitative easing (QE) lantaran sudah digodok selama dua bulan terakhir. ECB dikabarkan memiliki tiga opsi perluasan stimulus. "Pertanyaannya tidak lagi, 'apakah' ECB mengumumkan stimulus, tapi 'bagaimana' mereka menjahit QE," kata Teunis Brosens, Ekonom di ING Groep NV di Amsterdam, dikutip Bloomberg.
Program QE merupakan salah satu strategi bank sentral AS Federal Reserve memulihkan perekonomiannya. QE dilakukan dengan cara mencetak uang baru lalu membeli aset obligasi dari bank atau negara untuk meningkatkan suplai uang di pasar. Pekan lalu, Draghi mengatakan tidak bisa mengesampingkan risiko deflasi. Dia bilang, mempersiapkan perluasan stimulus untuk melawan deflasi dan menggairahkan perekonomian.