Deflasi Jepang melemahkan yen



JAKARTA. Yen Jepang melemah terhadap sejumlah mata uang utama dunia. Kondisi ekonomi Jepang yang memburuk menekan pergerakan mata uang Negeri Sakura itu.

Di pasar spot, Senin (28/10) pukul 18.15 WIB, pasangan mata uang USD/JPY naik 0,22% ke 97,64 dari posisi akhir pekan lalu. Begitu juga, pasangan AUD/JPY naik 0,47% di 93,81. Sementara, pairing EUR/JPY menguat 0,25% ke 134,79.

Kondisi ekonomi Jepang menurun karena deflasi masih terjadi di negeri itu. Bank Sentral Jepang pun masih akan melanjutkan pembelian obligasi lebih dari ¥ 7 triliun setiap bulan, agar Jepang kembali inflasi paling tidak sampai 2%. “Kami masih akan melihat yen akan melemah, dan terus melemah sebulan kedepan,” ujar John Horner, analis dari Deutsche Bank AG kepada Bloomberg.


Nanang Wahyudin, analis Soegee Futures mengatakan, yen melemah karena berbagai faktor. Salah satunya, rilis laporan keuangan emiten Jepang yang tidak terlalu positif. Di sisi lain, spekulasi bahwa Amerika Serikat (AS) masih akan mempertahankan program stimulus moneter juga menekan pergerakan yen terhadap dollar AS.

Pada pasangan AUD/JPY, menurut Ariana Nur Akbar, analis Monex Investindo Futures, dollar Australia menguat karena adanya spekulasi suku bunga acuan di Australia akan naik. Bila benar, sentimen ini akan membuat pairing AUD/JPY bergerak naik. Sebaliknya, bila bunga acuan Australia tetap, mata uang aussie berpotensi melemah.

Yen pun juga berpotensi menguat terhadap dollar Australia. Sebab, akan ada rilis data pengeluaran rumah tangga Jepang yang diprediksi positif. Data yang positif tersebut, menurut Ariana akan menguatkan posisi yen.

Toni Mariano, analis Harvest International Futures menambahkan, pairing EUR/JPY menguat lantaran pelaku pasar mengalihkan aset ke mata uang yang stabil seperti euro. "Penguatan euro masih uptrend karena pelemahan yen masih dominan," katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Avanty Nurdiana