JAKARTA. Badan Pusat Statistik (BPS) telah mengumumkan indeks harga konsumen (IHK) Maret 2017 mengalami deflasi sebesar 0,02%. Namun, deflasi tersebut diperkirakan sulit berlanjut ke bulan ini. Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa BPS Sasmito Hadi Wibowo mengatakaan, kenaikan tarif dasar listrik 900 volt ampere masih akan terasa dampaknya hingga bulan ini. Bahkan, dampaknya bisa lebih besar karena jumlah pelanggan yang merasakan kenaikan tarif listrik tersebut lebih besar lagi, yaitu 17% dari total pelanggan. Meski demikian, ia memperkirakan dampak kenaikan tarif listrik masih bisa dinetralisasi oleh harga pangan. Menurut Sasmito, harga komoditas pangan seperti bulan ini masih akan turun lantaran masih masuk musim panen. "April saya kira moderat walaupun ada pengaruh tarif listrik masih agak ke atas, tetapi beras dan cabai masih akan turun juga," kata Sasmito usai konferensi pers di kantornya, Senin (3/4). Namun ia juga melihat adanya kemungkinan kenaikan harga pangan di bulan ini sejalan dengan persiapan musim puasa yang jatuh pada akhir Mei nanti. Hal ini yang menjadi salah satu penyebab deflasi sulit berlanjut. "Saya kira agak susah juga (deflasi di April). Tetapi kita lihat, tergantung harga cabai dan awang merah masih naik atau tidak. Paling disediakan saja bahannya (pasokan) lebih banyak," tambahnya.Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Deflasi sulit berlanjut ke April 2017
JAKARTA. Badan Pusat Statistik (BPS) telah mengumumkan indeks harga konsumen (IHK) Maret 2017 mengalami deflasi sebesar 0,02%. Namun, deflasi tersebut diperkirakan sulit berlanjut ke bulan ini. Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa BPS Sasmito Hadi Wibowo mengatakaan, kenaikan tarif dasar listrik 900 volt ampere masih akan terasa dampaknya hingga bulan ini. Bahkan, dampaknya bisa lebih besar karena jumlah pelanggan yang merasakan kenaikan tarif listrik tersebut lebih besar lagi, yaitu 17% dari total pelanggan. Meski demikian, ia memperkirakan dampak kenaikan tarif listrik masih bisa dinetralisasi oleh harga pangan. Menurut Sasmito, harga komoditas pangan seperti bulan ini masih akan turun lantaran masih masuk musim panen. "April saya kira moderat walaupun ada pengaruh tarif listrik masih agak ke atas, tetapi beras dan cabai masih akan turun juga," kata Sasmito usai konferensi pers di kantornya, Senin (3/4). Namun ia juga melihat adanya kemungkinan kenaikan harga pangan di bulan ini sejalan dengan persiapan musim puasa yang jatuh pada akhir Mei nanti. Hal ini yang menjadi salah satu penyebab deflasi sulit berlanjut. "Saya kira agak susah juga (deflasi di April). Tetapi kita lihat, tergantung harga cabai dan awang merah masih naik atau tidak. Paling disediakan saja bahannya (pasokan) lebih banyak," tambahnya.Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News