Dekarbonisasi Pembangkit, PLN Indonesia Power Ungkap Rencana Implementasi CCS



KONTAN.CO.ID-JAKARTA. PT PLN Indonesia Power, subholding pembangkit PT PLN menegaskan komitmennya dalam transisi energi dan mengakselerasi dekarbonasi sektor pembangkitan listrik.

Hal ini disampaikan Direktur Utama PLN Indonesia Power Edwin Nugraha Putra dalam rangkaian Acara United Nations Framework Convention on Climate Change (UNFCCC) COP28 yang diselenggarakan pada 30 November - 12 Desember 2023 di Dubai, Uni Emirat Arab. 

Dalam konferensi tingkat global ini, PLN Indonesia Power memaparkan pengembangan Carbon Capture Storage (CCS) di pembangkit PLN sebagai inisiatif PLN Group mendukung Pemerintah Indonesia mengakselerasi dekarbonisasi dan mencapai Net Zero Emissions (NZE) pada tahun 2060.


Baca Juga: Investasi EBTKE Indonesia di Tahun Ini Diproyeksi Capai Titik Terendah Sejak 2017

Dalam sesi diskusi Panel di Indonesia Pavilion, Edwin menyampaikan, PLN telah melakukan kajian untuk memprioritaskan melakukan retrofit CCS pada pembangkit listrik fosil. Perusahaan juga telah memetakan 19 pembangkit fosil berkapasitas besar serta potensi kapasitas penyimpanannya.

“Kami bersama PLN berkomitmen penuh untuk mengakselerasi dekarbonasi di Indonesia. Salah satu programnya adalah pengembangan Carbon Capture & Storage (CCS) untuk 19 PLTU batubara PLN, dimana 9 PLTU milik PLN IP, program ini untuk mendukung transisi energi menuju NZE pada 2060,” ujar Edwin dalam keterangan resmi, Kamis (7/12). 

Edwin menambahkan, ke depannya PLN akan menjalin Kerjasama dengan mitra profesional untuk melakukan kajian teknis lebih lanjut dan melaksanakan uji coba pada pembangkit listrik. 

Baca Juga: Hingga November 2023, Realisasi Investasi EBTKE Indonesia Mencapai US$ 1,17 Miliar

Selain itu, pihaknya turut mengusulkan kehadiran regulasi yang memungkinkan proyek CCS dapat meningkatkan ketersediaan penyimpanan karbon di seluruh negara dan dukungan pendanaan. 

Selain itu, diperlukan juga penjajakan opsi pembiayaan untuk proyek CCS agar layak secara ekonomi bagi industri ketenagalistrikan di Indonesia dengan kombinasi kepemilikan dan pajak karbon.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Handoyo .