Dekopin minta pelaku koperasi lakukan modernisasi usaha



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Dunia berada pada proses perubahan yang cepat. Pakar teknologi informasi menyebut saat ini zaman milenial yang ditandai kebangkitan baru kelompok pemuda terpelajar perkotaan yang mempunyai kecenderungan pemenuhan kebutuhan serba cepat, mudah, murah dan nyaman.

Sistem pemenuhan kebutuhan barang, jasa dan informasi kaum milenial berbasis pada genggaman android di tangannya. Informasi dan data menjadi barang mahal yang diburu oleh semua orang. Kecenderungan dan motif setiap manusia dapat dilihat di media sosial.

"Melihat fenomena di atas, insan koperasi harus segera berubah menata organisasi dan strategi bisnisnya. Strategi perubahan organisasi dilakukan melalui modernisasi organisasi dan manajemen dengan melakukan organizational reenginering yang berbasis pada sistem operasi yang cepat, mudah, transparan dan mempunyai akuntabilitas tinggi sehingga membangun kepercayaan anggota," ujar Ketua Harian Dewan Koperasi Indonesia (Dekopin) Agung Sudjatmoko dalam siaran pers pada Selasa (10/4).


Lanjut Agung pemanfaatan teknologi informasi dalam pengelolaan bisnis berbasis pada sistem aplikasi yang memudahkan anggota mendapatkan pelayanan usaha koperasi. Ketiga, fokus mengembangkan bisnis didasarkan pada skala dan kelayakan ekonomi dan menangkap setiap peluang bisnis yang ada.

Keempat, membangun close look economy dalam koperasi yang captive market sehingga koperasi mempunyai bargaining position yang kuat karena kesatuan ekonominya serta secara konsisten dan sungguh-sungguh koperasi harus menjalankan prinsip-prinsip serta nilai koperasi dalam tata kelola organisasi dan bisnisnya.

Di era milenial ini koperasi perlu melakukan strategi revolusi perubahan yang sistematis. Modernisasi organisasi dan bisnis koperasi harus dilakukan. Pemanfaatan sistem aplikasi online dalam tata kelola koperasi menjadi keharusan.

Bahkan koperasi harus masuk pada pemenuhan kebutuhan kelompok umur milenial (anak zaman now) yang diisi oleh generasi yang lahir di era tahun 90-an," jelas Agung.

Agung bilang mereka merupakan kelompok masyarakat yang sangat melek teknologi dalam genggaman. Mereka mempunyai orientasi pemenuhan kebutuhan dengan cara online. Bahkan mereka mempunyai gaya hidup yang berbeda dengan kelompok masyarakat lainnya, khususnya dalam pilihan kerja, cara memenuhi kebutuhan dan mampu menangkap peluang bisnis dengan cepat.

Inilah tantangan besar koperasi sekarang kedepan untuk melakukan perubahan dengan cepat, sebab insan koperasi seakan belum siap mengantisipasi setiap perubahan model bisnis yang sangat cepat dan kompetitif.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Yudho Winarto