KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Indeks Harga Saham Gabungan (
IHSG) di Bursa Efek Indonesia (BEI) memerah, pada perdagangan Rabu (3/7). Ketika bursa saham tutup lapak, IHSG turun 22,28 poin (-0,35%) dari penutupan sebelumnya, lalu hinggap di angka indeks 6.362,62.
LQ45, indeks saham dengan konstituen saham-saham berkapitalisasi pasar terbesar dan terlikuid, turun 2,98 poin (-0,29%) ke 1.020,22.
Indeks
Kompas100 yang beranggotakan seratus saham dengan likuiditas dan kapitalisasi pasar terbesar juga merah. Indeks terbitan Kompas ini turun 4,59 poin (-0,35%), lalu hinggap di 1.293,65. Sri Rejeki Isman Tbk (
SRIL), Adaro Energy Tbk (
ADRO), dan Batubara Bukit Asam Tbk (
PTBA) berada di posisi tiga pertama daftar saham LQ45 dengan PER positif terkecil secara berurutan; masing-masing 4,31 kali, 6,42 kali, dan 7,59 kali. Posisi selanjutnya diisi oleh
MNCN,
ITMG,
UNTR,
ELSA,
BBTN, WSBP, dan
MEDC. Sejalan dengan IHSG yang memerah, delapan dari 10 saham LQ45 dengan PER terendah turun harga dibanding penutupan sebelumnya. Saham-saham bernasib nahas itu adalah SRIL, ADRO, PTBA, United Tractor Tbk (UNTR), Elnusa Tbk (ELSA), Bank Tabungan Negara Tbk (BBTN), Waskita Beton Precast Tbk (WSBP), dan Medco Energy (MEDC) Adapun dua saham lain yang naik harga adalah MNCN dan Indo Tambangraya Megah Tbk (ITMG).
10 Saham LQ45 dengan PER Terendah |
Kode | Harga (2/7) | Harga (3/7) | PBV | PER |
SRIL | 342 | 336 | 0,89 | 4,31 |
ADRO | 1.420 | 1.360 | 0,69 | 6,42 |
PTBA | 3.020 | 3.000 | 1,97 | 7,59 |
MNCN | 1.105 | 1.210 | 1,57 | 7,91 |
ITMG | 17.250 | 17.275 | 1,61 | 8,62 |
UNTR | 28.475 | 28.250 | 1,76 | 8,63 |
ELSA | 384 | 372 | 0,8 | 8,86 |
BBTN | 2.510 | 2.450 | 1,06 | 8,97 |
WSBP | 398 | 396 | 1,28 | 9 |
MEDC | 860 | 825 | 0,73 | 9,17 |
Sumber: RTI Secara umum ada anggapan bahwa semakin kecil angka PER maka semakin murah pula harga saham tersebut dibanding saham-saham lain dalam sektor usaha yang sama.
Price earning ratio (PER) adalah perbandingan antara harga saham dengan laba bersih per saham. Penurunan harga saham di bursa secara otomatis akan menurunkan pula nilai PER kalau pada saat yang sama tidak terjadi perubahan laba bersih per saham. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Hasbi Maulana