Delta Dunia Makmur (DOID) Alokasikan Capex Tahun Ini Hingga US$ 190 Juta



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Emiten jasa kontraktor penambangan batubara dan mineral lainnya, PT Delta Dunia Makmur Tbk (DOID) tahun ini mengalokasikan dana belanja modal atau capital expenditure (capex) senilai US$ 150 juta hingga US$ 190 juta. 

Direktur Delta Dunia Grup Dian Andyasuri mengatakan untuk penggunaan dana capex, langkah yang diambil perusahaan akan sejalan dengan langkah ramp-up site batubara milik anak usaha Bayan Resources, PT Indonesia Pratama (IP) sebagai salah satu konsumen pengguna jasa mereka.

“Ramp up itu artinya kita sedang ekspansi. Jadi kurang lebih setengah dari angka capex itu untuk ekspansi. Ini penting karena site Bayan ini adalah salah satu yang terbesar dan long cost production site jadi ini adalah salah satu site yang profitabilitasnya sangat baik,” saat ditemui Kontan dalam acara Media Briefing & Iftar Gathering Delta Dunia Group (DOID) di kawasan Jakarta Selatan, Selasa (19/3).


Baca Juga: DOID Akan Memaksimalkan Bisnis Batubara Metalurgi

Untuk diketahui, selain Bayan Resources, pemegang kontrak kerjasama terbesar lainnya dengan DOID di Indonesia adalah PT Berau Coal dan PT Adaro Energy Indonesia Tbk (ADRO).

Dian menambahkan, pada dasarnya perseroan membagi capex menjadi dua kegunaan yaitu capex maintenance atau untuk perawatan aset dan capex growth atau untuk pertumbuhan perusahaan. 

“Pada dasarnya ada dua, yaitu maintenance capex dan growth capex. Untuk growth capex kami mostly akan ada di Indonesia dengan ramp-up di Bayan, sisanya tentunya maintenance kami baik di Indonesia dan Australia,” jelasnya. 

Di Australia, meski baru menjajaki bisnis selama dua tahun, DOID melalui anak usahanya, BUMA Australia Pty Ltd telah mendapatkan kontrak dengan beberapa perusahaan batubara, seperti BHP Mitsubishi Alliance, Bowen Coking Coal, Stanwell Corp dan Millmerran Power Management. 

Baca Juga: Pendapatan dan Laba Bersih Delta Dunia Makmur (DOID) Tumbuh Double Digit di 2023

“Kami memiliki disiplin dari sisi manajemen cash dan biaya, kami juga sedang mengekspor di Australia apabila kita bisa mengurangi biaya sewa peralatan. Dan kita akan membeli peralatan untuk site-site kami yang besar dan jangka waktunya lama, mostly memang punya BHP agar keuangan lebih baik,” ungkap Dian. 

Kemudian saat ditanya darimana sumber capex tersebut, Iwan Salim selaku Deputy Director Delta Dunia Grup mengatakan sumbernya kombinasi dari pendapatan internal maupun eksternal. 

“Jadi kami mix (sumbernya) internal dan external. Misalnya yang tadi saya sampaikan obligasi rupiah dengan total Rp 636,62 miliar, itu 50% adalah untuk capex. Selain itu juga kita banyak sekali (sumbernya) seperti dari leasing company dan kadang-kadang juga kita harus mix sama (pinjaman) bank juga. Jadi ini, sebenarnya adalah bagian dari narasi atau storyline mengenai diversifikasi yang mau kita terapkan,” tutupnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Herlina Kartika Dewi