Delta Dunia mengenggam kontrak US$ 7 miliar



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Harga batubara yang masih cukup tinggi dan stabil membawa berkah bagi PT Delta Dunia Makmur Tbk. Terbukti, kuartal I-2018 saja, emiten berkode saham DOID di Bursa Efek Indonesia (BEI) ini mampu membukukan kontrak sesuai target yakni sebesar US$ 7 miliar.

Direktur Keuangan DOID Eddy Porwanto optimistis dengan raihan kinerja perusahaan di tahun ini lantaran sokongan harga batubara yang masih tinggi dan stabil. Buktinya kontrak terus mengalir. "Kontrak-kontrak itu, salah satu faktor pendukungnya, yakni harga batubara yang stabil," jelas Eddy dalam paparan publik, Kamis (24/5).

Tak heran DOID terus mengincar kontrak-kontrak baru dan kontrak perpanjangan sepanjang tahun ini. Eddy bilang, target pendapatan DOID tahun ini antara US$ 825 juta hingga US$ 875 juta.

Target tersebut meningkat sekitar 14,3% dibandingkan realisasi pendapatan DOID pada tahun lalu yang mencapai US$ 764,61 juta. Penopang pendapatan DOID berasal dari kontrak-kontrak jasa pertambangan baru atau kontrak perpanjangan.

Eddy menyebut, DOID akan kembali menambah tiga kontrak lagi baik jangka panjang ataupun pendek. "Target kontrak US$ 7 miliar sudah tercapai, mungkin ada tambahan lagi, ada dua ekstensi dan satu kontrak baru," ungkap Eddy.Menurut dia, penandatanganan ketiga kontrak itu akan dilakukan pada kuartal III 2018 mendatang.

Sepanjang kuartal I 2018, DOID tercatat membukukan nilai kontrak sebesar US$ 2 miliar. Dengan begitu saat ini DOID telah memiliki kontrak senilai US$ 7 miliar.

Biarpun begitu, Eddy menyebut perusahaan ini belum berencana mengubah target kontrak yang sebesar US$ 7 miliar pada tahun ini. Padahal di depan mata perseroan ini akan menandatangani tiga kontrak lagi.

"Dengan adanya penambahan empat kontrak dan satu perpanjangan, kami miliki kontrak on hand senilai US$ 7 miliar. Kontrak berdurasi kira-kira 7 tahun sampai 8 tahun ke depan," terang Eddy.

Kontrak pertama, adalah kontrak Tanah Bumbu Resources dengan nilai kontrak US$ 500 juta. Diperkirakan durasi kontrak ini akan berakhir pada tahun 2024 atau sesuai umur tambang.

Kontrak kedua, berasal dari PT Angsana Jaya Energi senilai US$ 143 juta. Kontrak ini merupakan kontrak perpanjangan dari kontrak yang akan berakhir tahun 2018 menjadi tahun 2020. Ketiga, adalah kontrak dengan Insani Baraperkasa senilai US$ 340 juta. Kontrak ini berdurasi 8 tahun atau hingga tahun 2025 dengan potensi diperpanjang.

Kontrak keempat adalah kontrak dengan Indonesia Pratama yang berdurasi delapan tahun hingga tahun 2025. Nilai kontrak ini mencapai lebih dari US$ 1 miliar.

Selain keempat kontrak ini, DOID juga telah memiliki kontrak yang masih berjalan. Yakni Adaro-Paringin (2009–2022), Kideco (2004–2019), Berau Coal-Lati (2012–2025), Berau Coal-Binungan (2003–2020), Sungai Danau Jaya (2015–2023), Tadjahan Antang Mineral (2015–2024), Angsana Jaya energi (2016–2020) dan Pada Idi (2017–2027).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Wahyu T.Rahmawati