JAKARTA. Beberapa minggu belakangan ini, permainan berbasis teknologi augmented reality (AR) atau realitas tertambah semakin populer. Hal ini turut menggairahkan bisnis teknologi AR yang sebenarnya sudah mulai dipasarkan sejak 2010 silam. Salah satu developer yang ikut kecipratan demam Pokemon Go adalah Anantarupa Studio. "Biasanya seminggu ada satu sampai dua panggilan telepon yang tanya tentang produk. Sejak ada Pokemon Go, seminggu bisa lebih dari lima telepon masuk tanya tentang produk AR," ujar Ivan Chen, pendiri Anantarupa Studio, Senin (25/7). Ivan bilang, popularitas teknologi AR dimanfaatkan sejumlah perusahaan untuk program promosi dan marketing produknya. Anantarupa Studio beberapa bulan lalu sempat menggarap satu aplikasi permainan berbasis AR untuk kliennya yang bergerak di industri makanan. "Sebenarnya, menggunakan teknologi AR biayanya relatif lebih murah dengan hasil yang bagus daripada harus pasang iklan di televisi," kata Ivan.
Demam Pokemon Go gairahkan bisnis developer game
JAKARTA. Beberapa minggu belakangan ini, permainan berbasis teknologi augmented reality (AR) atau realitas tertambah semakin populer. Hal ini turut menggairahkan bisnis teknologi AR yang sebenarnya sudah mulai dipasarkan sejak 2010 silam. Salah satu developer yang ikut kecipratan demam Pokemon Go adalah Anantarupa Studio. "Biasanya seminggu ada satu sampai dua panggilan telepon yang tanya tentang produk. Sejak ada Pokemon Go, seminggu bisa lebih dari lima telepon masuk tanya tentang produk AR," ujar Ivan Chen, pendiri Anantarupa Studio, Senin (25/7). Ivan bilang, popularitas teknologi AR dimanfaatkan sejumlah perusahaan untuk program promosi dan marketing produknya. Anantarupa Studio beberapa bulan lalu sempat menggarap satu aplikasi permainan berbasis AR untuk kliennya yang bergerak di industri makanan. "Sebenarnya, menggunakan teknologi AR biayanya relatif lebih murah dengan hasil yang bagus daripada harus pasang iklan di televisi," kata Ivan.