KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Indonesia Power, anak usaha PT Perusahaan Listrik Negara (PLN), menjamin kesiapan memasok kebutuhan listrik di tengah tren kenaikan konsumsi listrik di akhir tahun ini. Direktur Utama Indonesia Power M. Ahsin Sidqi mengungkapkan, tren positif kenaikan beban listrik untuk Jawa dan Bali memberikan sinyal pemulihan ekonomi. Di tengah kondisi tersebut, Ahsin mengungkapkan, Indonesia Power juga tetap berusaha agar kebutuhan bahan bakar pembangkit seperti batubara dan gas dapat tetap terjaga demi menjaga keandalan pasokan listrik.
"Kami masih tetap yakin bisa mencari cara karena sejauh ini memang semua unit kita jalan. Memang tantangan yang dihadapi sekarang itu La Nina," terang Ahsin ditemui di Kantor Indonesia Power POMU di Jakarta Utara, Kamis (18/11). Ahsin pun berharap, tetap adanya dukungan stakeholder dalam hal ini pemerintah untuk menjaga tingkatan harga komoditas bahan bakar. Untungnya, saat ini harga gas dan batubara untuk kebutuhan pembangkit listrik telah dipatok.
Baca Juga: Indonesia Power donasikan oksigen medis hasil inovasi gas buang pembangkit Ahsin menambahkan, saat ini beban listrik untuk Jawa Bali telah menyentuh 28,4 Giga Watt hour (GWh) atau lebih tinggi dari sebelumnya yang sebesar 27 GWh. Kenaikan beban puncak listrik ini pun dinilai mengindikasikan pemulihan ekonomi yang mulai terjadi. "Kami siapkan listrik 2.800 MW dari sini, kan sudah lihat sendiri bagaimana (pengelolaan) pembangkit kami profesional," terang Ahsin.
Mengutip laman resmi Indonesia Power, perusahaan mengoperasikan Priok Power Generation and O&M Services Unit (POMU) yang mengelola 14 unit pembangkit terdiri dari 8 PLGU dan 6 Pusat Listrik Tenaga Diesel (PLTD) dengan total kapasitas terpasang 1.196,08 MW. Indonesia Power juga mengelola jasa O&M milik PLN yaitu PLTGUĀ Priok Blok 3 dengan kapasitas terpasang 740 MW. Kontan.co.id mencatat, hingga Oktober 2021, realisasi DMO sektor kelistrikan mencapai 93,16 juta MT. Untuk pemegang izin PKP2B telah terealisasi sekitar 41,77 juta MT dari total kontrak pasokan untuk sektor kelistrikan sebesar 46,95 juta MT sampai dengan Desember 2021. Adapun, PLN memperkirakan, kebutuhan batubara untuk sektor ketenagalistrikan di tahun 2022 bisa mencapai 119,19 juta ton. Kebutuhan tersebut terdiri dari kebutuhan untuk pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) PLN sebesar 68,42 juta ton dan PLTU milik Independent Power Producer (IPP) sebesar 50,76 juta ton.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Anna Suci Perwitasari