Demi Asian Games, APHI siap cegah kebakaran hutan



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Penanganan kebakaran hutan dan lahan dalam beberapa waktu terakhir memperoleh kemajuan yang sangat signifikan. Dalam Rapat Koordinasi Nasional (Rakornas) Pengendalian Kebakaran Hutan dan Lahan tahun 2018 di Istana Negara, Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyampaikan apresiasi bagi jajarannya baik di pusat maupun daerah.

Menurut data yang diterima Jokowi, terjadi penurunan hotspot yang sangat signifikan. Di mana pada tahun 2015 ada 21.929 hotspot, sementara pada tahun 2016 turun drastis menjadi 3.915 dan tahun 2017 turun menjadi 2.567 hotspot.

Meski demikian, Presiden mengingatkan bahwa upaya penanganan dan pencegahan ini harus terus diintensifkan. Terlebih tahun ini Indonesia akan menjadi tuan rumah penyelenggaraan Asian Games di Jakarta dan Palembang.


Menghadapi perhelatan Asian Games tersebut, Asosiasi Pengusaha Hutan Indonesia (APHI) dan para anggotanya yang memegang izin konsesi kehutanan pun berkomitmen mendukung suksesnya acara tersebut.

“Sejak tahun 2016 lalu, pasca bencana El Nino 2015, para pemegang izin konsesi terus berupaya meningkatkan  kinerjanya dalam  penanganan kebakaran hutan dan lahan,”kata Indroyono Soesilo, Ketua Umum APHI dalam keterangan tertulis yang diterima Kontan.co.id, Jumat (9/2).

Menurut Indroyono,  selam 2016-2017, hotspot dan kejadian kebakaran hutan dan lahan menurun signifikan. Dia bilang,

instrumen pencegahan dini seperti ruang pemantau data hot spot, menara pemantau dengan kamera infra merah thermal, kesiapan  sarana, peralatan dan satgas di lapangan serta penguatan sosial masyarakat di sekitar konsesi menjadi faktor kunci efektivitas pencegahan dan pengendalian karhutla.

Menghadapi Asian Games 2018 di Jakarta dan Palembang, satuan-satuan pemadaman kebakaran hutan dan lahan milik para Anggota APHI disiagakan mulai akhir Maret 2018.  Ini sejalan dengan hasil kajian beberapa tahun terakhir yang memperlihatkan adanya dua periode musim kemarau di wilayah Riau, Jambi dan Sumatera Selatan, yang pertama pada kurun April – Juni dan yang kedua pada Agustus – Oktober.

Sementara itu, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memperkirakan tahun 2018 adalah kemarau basah, yang terjadi pada sekitar pertengahan tahun.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Yudho Winarto