Demi dongkrak pendapatan premi, Cigna menggenjot unitlink



JAKARTA. Kendati kinerja PT Asuransi CIGNA dan PT Asuransi Jiwa Manulife Indonesia membukukan pertumbuhan positif di separo pertama tahun ini, kedua perusahaan asuransi jiwa tersebut sepertinya masih ingin menorehkan prestasi. Buktinya, baik CIGNA maupun Manulife mengaku sedang pasang kuda-kuda menerapkan strategi bisnis baru di semester kedua ini. CIGNA, misalnya. Sebanyak 90% pendapatan premi perusahaan ini berasal dari produk asuransi tradisional. Hanya 10% sisanya ditopang oleh produk asuransi jiwa berbalut investasi alias unitlink. "Ke depan, perusahaan akan mencoba strategi baru dengan meningkatkan pemasaran produk unitlink," ujar Direktur Utama CIGNA Christine Setyabudhi ditemui KONTAN Rabu (3/8). Upaya itu tak lain untuk mendongkrak perolehan total premi perusahaan yang per semester pertama 2011 naik tipis 13% menjadi sekitar Rp 450 miliar bila dibandingkan realisasi periode yang sama tahun lalu. Premi bisnis baru menyumbang pertumbuhan lebih tinggi, yakni sebanyak 16,4% menjadi Rp 282 miliar dibandingkan semester pertama tahun lalu. Maklum, CIGNA sendiri baru mengandalkan dua jalur distribusi pemasaran dalam menjalankan bisnisnya, yaitu telemarketing dan bancassurance. Sebanyak 1.000 tenaga telemarketer CIGNA yang ada saat ini menyumbang pendapatan hingga 80% dari total bisnis perusahaan, sedangkan 19 mitra bank dan 8 mitra non bank hanya mendongkrak 20% bisnis perusahaan. Strategi lain adalah dengan melahirkan produk baru. Tak tanggung-tanggung, ada 10 produk baru yang telah disiapkan untuk meluncur di sepanjang tahun ini hingga awal 2012 mendatang. "Produk itu di antaranya, mulai dari produk asuransi kesehatan, produk asuransi jiwa, unitlink, dan produk yang menawarkan pengembalian 50% premi," imbuh Christine. Asal tahu saja, dari pencapaian di sepanjang semester pertama 2011 ini, CIGNA berhasil membukukan keuntungan sebesar Rp 70 miliar atau naik 25,7% dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Dengan total aset tercatat sebesar Rp 1,2 triliun yang 70% di antaranya diparkir di keranjang deposito dan surat berharga negara. Lain CIGNA, lain pula Manulife Indonesia. Perusahaan asuransi jiwa patungan kelas kakap ini memang belum akan melakukan ekspansi sumber daya manusia (SDM). Namun, seperti disampaikan Vice President Director and Chief Operating Officer Manulife Indonesia Nelly Husnayati, pihaknya bakal menggenjot produktivitas seluruh SDM yang dimilikinya. Maklum, perusahaan mencatat, total 6.900 agen berlisensi yang dirangkul Manulife Indonesia telah berhasil menyumbang pendapatan premi sebanyak 60%-65%. Sementara, sekitar 30% berasal dari bancassurance alias kerjasama pemasaran produk lewat bank, dan sisanya ditopang oleh jalur distribusi mutual fund dan employee benefit. Dari total 1.550.000 pemegang polis aktif, per Juni 2011, Manulife Indonesia tercatat mengantongi total pendapatan premi sebesar Rp 3,5 triliun. Angka ini berarti pertumbuhan sebanyak 51% dibandingkan periode yang sama tahun lalu. "Dengan premi bisnis baru meningkat 87% menjadi Rp 2,35 triliun pada semester pertama ini," imbuh Nelly. Dipastikan, pihaknya tidak akan hanya menggenjot SDM, tetapi juga merancang produk asuransi baru, baik produk asuransi konvensional maupun untuk lini syariah. Upaya ini diyakini sekaligus untuk menggemukkan asset under management perusahaan yang kini tercatat sebesar Rp 131,8 triliun atau terdongkrak naik 32% dari posisi akhir tahun lalu.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Editor: Djumyati P.