KONTAN.CO.ID - NEW DELHI. Menteri Keuangan India memberikan keringanan pajak kepada konsumen kelas menengah. Langkah ini demi menopang pertumbuhan ekonomi yang melambat karena memburuknya risiko global. Menteri Keuangan India, Nirmala Sitharaman kepada anggota parlemen di India mengatakan, orang dengan penghasilan tahunan hingga 1,2 juta rupee setara dengan Rp 225,6 juta akan dibebaskan dari kewajiban membayar pajak penghasilan. Batasan ini dinaikkan dari semula sebesar 700.000 rupee. Perubahan pajak tersebut akan mempengaruhi 10 juta orang sehingga jumlah orang yang tidak membayar pajak penghasilan menjadi 60 juta orang. Atau sekitar 74% dari seluruh pembayar pajak. "Secara substansial akan mengurangi pajak kelas menengah dan menyisahkan lebih banyak uang di tangan mereka. Sehingga bisa meningkatkan konsumsi rumah tangga, tabungan dan investasi," kata Sitharaman dikutip Bloomberg.
Baca Juga: Lima Kebiasaan Bill Gates yang Bisa Ditiru untuk Meraih Kesuksesan Anggaran ini disusun dengan latar belakang pertumbuhan ekonomi India yang paling lemah sejak pandemi dan meningkatnya risiko geopolitik karena presiden AS Donald Trump mengguncang perdagangan global dengan ancaman tarif yang meluas. Pada tahun ini, pemerintah India memperkirakan pertumbuhan ekonomi hanya 6,4% jauh di bawah pertumbuhan tahunan yang ditargetkan Perdana Menteri India Narendra Modi sebesar 8%. Perekonomian India diperkirakan berkembang 6,3% - 6,8% pada tahun fiskal mendatang. Kebijakan ini keringanan pajak ini berdampak pada kehilangan pendapatan pajak setara dengan 1 triliun rupee dalam anggaran belanja. Meski begitu, Sitharaman tetap berharap bisa menekan defisit anggaran sebesar 4,4% dari produk domestik bruto, sedikit di bawah proyeksi sebelumnya di 4,5%.